Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2016, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Anak sulit berkonsentrasi dan fokus pada kegiatan yang dilakukannya bisa menjadi tanda gangguan perilaku hiperaktif dan pemusatan perhatian (Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD).

Perhatian anak ADHD juga gampang teralihkan, sehingga mereka sulit duduk tenang memperhatikan guru di kelas, mengikuti perintah, atau menyelesaikan kegiatan.

Mereka juga cenderung menghindari kegiatan yang butuh konsentrasi dan selalu tampak bosan. Gejala lainnya adalah anak hiperaktif: tidak bisa duduk diam, senang berlarian, dan meloncat-loncat. Mereka juga senang berbicara.

Waspadai pula adanya gangguan ADHD jika mereka bersifat impulsif, tidak sabaran, tidak bisa mengantri, dan sering menginterupsi orang lain.

Perilaku anak ADHD itu dipicu oleh sedikitnya aktivitas di area otak yang mengendalikan perhatian. Hal itu juga disebabkan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak.

Para ahli belum mengetahui dengan jelas apa penyebab ADHD, tetapi lebih sering ditemukan pada anggota keluarga yang memiliki gangguan tumbuh kembang ini, sehingga para pakar percaya faktor genetik juga berperan.

Memang tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis ADHD. Namun, dokter anak akan melakukan wawancara untuk mengetahui perilaku anak.

Waspadai adanya ADHD jika perilaku tersebut terjadi dalam 6 bulan terakhir, seperti hiperaktif, sulit fokus, dan impulsif. Gejala ADHD biasanya muncul pada anak berusia kurang dari 12 tahun.

Ada tiga tipe ADHD, yaitu tipe kombinasi, yakni anak sulit berkonsentrasi atau hiperaktif, dan impulsif. Ini merupakan tipe yang paling banyak ditemukan.

Tipe kedua adalah predominan hiperaktif atau tipe impulsif. Gejalanya anak selalu gelisah dan tidak bisa mengontrol dirinya, selalu impulsif.

Selain itu ada juga tipe predominaninatentif, yakni anak sulit fokus tetapi tidak terlalu aktif dan biasanya tidak terlalu mengganggu di kelas.

Gangguan ADHD bisa diatasi dengan terapi oleh ahli tumbuh kembang dan juga pemberian obat stimulan. Pengobatan ini bisa meningkatkan daya fokus anak dan juga mengendalikan hiperaktif dan sikap impulsif anak. Penelitian menunjukkan, efektivitas obat mencapai 65-80 persen pada anak ADHD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com