Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2016, 15:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran AIDS di Indonesia ditargetkan berakhir pada tahun 2030. Karena itu, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS ditekankan kepada negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia.

Sayangnya, kasus HIV/AIDS di Indonesia belum juga mengalami penurunan. Data tahun 2005 hingga Desember 2015, tercatat ada 191.073 orang dengan HIV/AIDS di Indonesia.

Menurut Ketua Program Yayasan AIDS Indonesia dr. Sarsanto W Sarwono, SpOG, data tersebut sebenarnya seperti fenomena gunung es. Jumlah ODHA yang tidak tercatat diperkirakan lebih dari itu.

Untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia, ada rumus ABCDE yang selama ini disosialisasikan sebagai cara pencegahan HIV/AIDS.

- A (abstinace) adalah tidak berhubungan seks di luar nikah. Sarsanto mengatakan edukasi mengenai HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi dilakukan mulai dari siswa siswi SMP.

- B (be faithful) adalah saling setia pada pasangan. Sarsanto menjelaskan, banyak pria yang suka "jajan" di luar dan tidak menggunakan kondom sehingga dapat membawa virus saat pulang ke rumah. HIV kemudian bisa menular ke istri di rumah saat berhubungan seksual. Untuk itu, setia pada pasangan atau tidak bergonta-ganti pasangan berhubungan seks juga menjadi kunci pencegahan HIV.

- C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom ini dinilai sangat efektif mencegah penularan HIV. Sarsanto mengungkapkan, Thailand sukses menurunkan angka HIV karena melakukan kampanye membagikan kondom gratis.

"Kondom itu satu-satunya yang efektif mencegah penularan dalam hubungan seks," kata Sarsanto. Namun, di Indonesia kampanye menggunakan kondom bisa menimbulkan kontroversial, seperti yang pernah dialami mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.

- D (don't use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan HIV juga banyak terjadi pada pengguna napza suntik secara bergantian.

- Terakhir, yaitu E (equipment) yang artinya menggunakan peralatan steril. "Kalau mau akupuntur atau tato jangan pakai jarum orang lain, pakai jarum sendiri," ujar Sarsanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com