Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2016, 20:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bisa terjadi kapan dan di mana saja tanpa diundang. Termasuk terjadinya cedera pada saat olahraga. Salah satu organ tubuh yang berisiko cedera saat olahraga adalah lutut.

Menurut dr. L. Andre Pontoh Sp. OT (K), dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sport medicine Rumah Sakit Pondok Indah, dua penyebab umum cedera lutut adalah pengapuran atau kelainan tulang rawan sendi dan cedera olahraga.

Adapun jenis-jenis olahraga yang sering menyebabkan cedera antara lain adalah futsal, basket, bela diri dan sepak bola. Hal ini dikemukakan saat acara konferensi pers Anniversary 30 Tahun Rumah Sakit Pondok Indah Group "Teknologi Medis Dari Masa ke Masa" di Jakarta (8/12).

Benturan keras, ketidakseimbangan otot yang mengelilingi dan mendukung lutut dapat menyebabkan cedera lutut. Jika kelompok otot paha depan atau otot hamstring menjadi lemah, stabilitas lutut dan kemampuan untuk menahan cedera akan menurun.

Demikian pula, ketidakseimbangan otot paha depan dapat menyebabkan tempurung lutut (patella) bergeser, menyebabkan sindrom patellofemoral atau meningkatkan risiko dislokasi patella.

Menurut situs kesehatan Emedicinehealth, selain orang dengan pengapuran sendi dan pelaku olahraga high impact, wanita hamil juga berada pada kelompok risiko tinggi untuk mengalami cedera lutut.

Kenaikan berat badan dan perubahan hormonal saat hamil, dapat melemahkan dan melonggarkan ligamen. Hal yang sama berlaku untuk orang yang kelebihan berat badan.

Kapan harus menemui dokter?

- Ada pembengkakan di area lutut.
- Jika tulang tampak cacat atau abnormal dari biasanya.
- Jika Anda tak mampu lagi untuk menahan berat badan.
- Jika merasakan sakit yang tak tertahankan.
- Jika area yang cedera menjadi kehilangan sensasi atau mati rasa.
- Jika kaki dan pergelangan kaki menjadi dingin dan tidak ada denyut yang bisa dirasakan.

Perawatan medis harus dipertimbangkan jika cedera lutut tidak dapat diatasi dengan perawatan di rumah seperti istirahat, kompres dingin dan elevasi. Gejala lain yang mungkin perlu perawatan medis adalah jika terjadi nyeri berulang.

Bengkak pada persendian yang diiringi demam, terutama pada anak-anak, orang yang pernah menjalani operasi pergantian sendi dan orang dengan masalah sistem imun, juga sebaiknya mendapat pertolongan medis karena dikhawatirkan terjadi infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com