Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2016, 21:18 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber Shape

KOMPAS.com - Hampir setahun yang lalu, seorang wanita di Australia memiliki dua bayi perempuan pada hari yang sama-tapi mereka tidak kembar.

Kate Hill mengandung Charlotte, 10 hari kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan Olivia. Ini adalah bukti bahwa ibu mereka hamil lagi ketika masih hamil.

Fenomena yang dikenal sebagai superfetation ini, terjadi ketika seseorang yang sedang hamil berhasil untuk hamil lagi setelah sperma dan sel telur yang berbeda dan berhasil bersatu, bergabung bersama dengan hasil pembuahan terdahulu.

Kejadian ini berbeda dari kembar. Kembar identik terbentuk ketika satu sel telur dibuahi lalu terbagi menjadi dua. Kembar fraternal terjadi, ketika dua telur terpisah dibuahi oleh dua sperma yang terpisah. Meskipun terdengar mirip dengan superfetation, embrio kembar fraterna memiliki usia yang relatif sama, sedangkan pada superfetation tidak.

Sejak Hill hamil pada dua hari yang berbeda, janin berkembang pada tahap yang berbeda. Meskipun mereka lahir pada hari yang sama, secara teknis mereka memiliki tanggal jatuh tempo yang berbeda.

"Superfetation ini sangat jarang terjadi. Saat saya sudah hamil, tubuh saya secara spontan merilis telur yang lain, sehingga usia kehamilan dua embrio juga berbeda," kata Hill.

"Apa yang membuat hal ini bahkan lebih langka adalah, suami saya dan saya hanya melakukan hubungan satu kali setelah tahu saya hamil dan sperma suami tetap hidup selama 10 hari untuk membuahi sel telur kedua."

Menurut berita Today Tonight, di dunia ini hanya ada 10 kasus superfetation yang terlaporkan. Dokter yang merawat Hill mengatakan, bahwa dia sampai harus bertanya ke Google karena tidak bisa menemukan literatur medis tentang fenomena tersebut.

Jason James, M.D., direktur medis di Miami FemCare Ob-Gyn, mengatakan superfetation terjadi pada beberapa spesies hewan seperti kelinci dan tikus, tetapi "sangat langka" pada manusia. "Superfetation begitu langka yang hanya ada segelintir kasus yang terdokumentasi," katanya.

Secara teoritis, superfetation mungkin terjadi, setidaknya sampai rahim "menutup" setelah telur dan sperma bersatu, yang biasanya terjadi 10 hari sejak kehamilan kehamilan terdahulu, kata Michael Cackovic, MD, dokter kebidanan dan kandungkan di Ohio State University Wexner Medical Center.

Sherry Ross, MD, dokter kebidanan dan kandungan dan ahli kesehatan wanita di California Providence Saint John, mengatakan bahwa kondisi ini "kurang dipahami dan agak mistis untuk komunitas medis".

Namun, dia menambahkan, bukan berarti itu tidak memungkinkan. Beberapa fenomena medis tidak bisa kami jelaskan dengan alasan atau logika apa pun.

Ada beberapa alasan mengapa superfetation begitu tidak mungkin. Pertama-tama, setelah hamil, tubuh Anda seharusnya menghentikan ovulasi. Itu berarti tidak boleh ada telur kedua (kecuali keduanya dirilis secara bersamaan, seperti pada kembar fraternal). Bahkan jika Anda tidak hamil, ovulasi hanya terjadi setiap 28 hari.

Plus, fakta bahwa Hill dan suaminya hanya melakukan seks sekali, menunjukkan bahwa sperma tampaknya tinggal selama 10 hari di dalam diri Hill sebelum membuahi telur yang lain. Yang juga membingungkan, biasanya sperma hanya dapat hidup dalam tubuh wanita sampai lima hari. "Itulah super sperma," kata Ross.

Terakhir, biasanya terbentuk lendir selama kehamilan untuk mencegah sperma memasuki leher rahim, dan lapisan rahim biasanya mengalami perubahan yang membuatnya tidak memungkinkan untuk embrio baru tertanam di sana, jelas James.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com