Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Jumantik Tak Sekadar Pembasmi Sarang Nyamuk

Kompas.com - 30/12/2016, 09:05 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Selama ini, tugas jumantik identik dengan memeriksa dan membersihkan tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk Aedes aegipty. Berbekal senter dan formulir catatan, para jumantik berburu jentik nyamuk dari rumah ke rumah.

Namun, Muchtar Usman selaku Ketua RW 03 Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, kurang setuju. Ia merasa tugas jumantik lebih dari sekadar memeriksa dan membasmi jentik.

“Jumantik harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap bahaya DBD. Butuh kelihaian dan pendekatan tersendiri untuk melakukan hal ini,” ujar Muchtar Usman dalam Pelatihan Jumantik yang digagas oleh Sumbangsih Sosial Djarum Foundation.

Kepedulian masyarakat, lanjut Muchtar, bisa dimulai dari hal kecil, misalnya membuka pintu jika jumantik datang untuk memeriksa rumah mereka.

Lebih lanjut, sambung Muchtar, setelah dikunjungi jumantik, masyarakat harus mengerti apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam rangka waspada DBD. Ambil contoh, rajin menguras tempat penampungan air sendiri tanpa harus dikunjungi jumantik.

“Jumantik harus jadi agen perubahan. Jika masyarakat dan jumantik bekerja sama, diharapkan angka kejadian, terutama kematian akibat DBD, bisa ditekan hingga nol,” ujar Budi Darmawan, Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation.

Tak asal bicara, data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut bahwa Jakarta Timur merupakan wilayah yang rentan terserang DBD. Bahkan, Jakarta Timur termasuk penyumbang terbesar jumlah pasien DBD di rumah sakit pada periode April 2016 dengan angka 2.300 kejadian. 

“Tak hanya menyebarkan penyakit DBD, nyamuk Aedes juga pembawa penyakit cikungunya. Karenanya, peran jumantik sangat penting dalam hal pemberantasan sarang nyamuk ini,” imbuh Nunung Nurhasanah selaku perwakilan Puskesmas Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com