Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2017, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Mengigau saat tidur termasuk dalam salah satu gangguan tidur. Kondisi tersebut sebenarnya bisa dicegah dan diatasi.

Para ahli di National Sleep Foundation Amerika menggambarkan mengigau sebagai "berbicara ketika tidur tanpa disadari" atau disebut dengan istilah somniloquy.

Kata-kata yang diucapkan saat mengigau sebenarnya tak memiliki arti, bisa berupa gumaman, monolog yang kompleks, atau rangkaian kalimat tidak jelas.

Mengartikan igauan lebih mudah saat seseorang mengigau di tahap tidur satu dan dua. Namun, jika tidurnya sudah agak lama dan masuk ke tahap tidur 3 dan 4, isi igauannya biasanya hanya berupa erangan saja.

Bagi orang yang sering mengigau, yang membuat cemas adalah tak bisa mengingat apa yang mereka ucapkan setelah bangun. Suara dan bahasa yang ia ucapkan saat tidur juga berbeda dengan kebiasaannya berbicara. Karenanya, jika mereka melihat rekaman igauannya mereka akan kaget.

Setiap orang bisa mengigau, tapi kondisi ini lebih umum terjadi pada pria dan anak-anak. Sama seperti kebiasaan berjalan saat tidur.

Jika pasangan Anda punya kebiasaan mengigau, Anda mungkin penasaran apakah ia akan mengatakan sesuatu tentang Anda di tidurnya. Sayangnya, para ahli tidur menyebut semua isi igauan biasanya tidak berarti apa-apa.

Terkadang igauan merupakan sesuatu yang terkait dengan pengalaman yang sudah lewat, tetapi tetap saja igauan bukanlah produk dari pikiran sadar atau rasional.

"Banyak orang yang mengira kita bisa mengorek rahasia orang yang suka mengigau. Tetapi, hal itu tidak benar," kata Michael Breus, pakar tidur penulir buku The Power Of When.

Pada dasarnya mengigau bisa dipicu oleh kondisi kurang tidur. Selain itu, stres, depresi, kelelahan di siang hari, minum alkohol, dan juga demam tinggi, bisa menyebabkan seseorang mengigau.

Kebiasaan mengigau biasanya bisa hilang jika kita meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.

Bagi kebanyakan orang, mengigau adalah fenomena singat dan tidak diperlukan terapi apa pun. Namun, jika kondisi cukup berat (terjadi setiap malam dan mengganggu orang lain yang satu kamar), sebaiknya konsultasikan dengan dokter ahli tidur untuk menemukan penyebabnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com