Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2017, 11:20 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Sekitar 90 persen orang yang meninggal karena bunuh diri sebenarnya menderita penyakit kejiwaan. Penyebab tersering gangguan jiwa itu adalah depresi.

Depresi bukanlah perasaan stres atau sedih biasa, namun perasaan yang tidak bahagia dan merasa tak punya harapan. Kondisi ini akan diikuti oleh berbagai gejala klinis.

Menurut penjelasan dr.Andri Sp.KJ, gejala depresi yang utama adalah gangguan mood atau perasaan hati yang menurun.

"Orang yang depresi akan merasa tidak ada harapan akan kehidupan atau putus asa. Kondisi ini diikuti dengan gejala lain seperti susah konsentrasi, malas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan sering ada ide untuk bunuh diri," kata psikiater dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Gangguan tersebut berlangsung setidaknya selama dua minggu yang akan mengganggu fungsi sosial dan kegiatannya sehari-hari.

Pengalaman negatif dalam kehidupan juga bisa menyebabkan depresi, misalnya kematian orang terkasih, perceraian, perpisahan, kehilangan pekerjaan, penyakit berat, kekerasan seksual, dan sebagainya.

Bisa diobati

Perempuan disebut beresiko dua kali lipat menderita depresi dibandingkan pria. Menurut data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 6 persen atau 16 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan).

"Itu hanya data yang dilaporkan, padahal gangguan jiwa seperti fenomena gunung es yang kelihatannya kecil tapi sebenarnya menyimpan potensi besar yang tak terlihat," katanya.

Depresi sebenarnya bisa diobati. Masyarakat bahkan bisa berobat secara gratis karena konseling atau pengobatan depresi juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Peran serta masyarakat juga diperlukan dengan lebih peka mengenali tanda-tanda depresi dan peduli jika ada perubahan perilaku pada orang terdekatnya.

"Intinya kita harus empati, menyadari bahwa depresi bisa terjadi pada siapa pun. Jangan ragu untuk berobat," kata Andri.

Keberadaan hotline atau pusat layanan  tempat curahan hati orang yang ingin depresi atau punya keinginan bunuh diri di Indonesia sangat diperlukan. Layanan serupa di negara maju yang ditunjang tenaga profesional yang memahami situasi bunuh diri dinilai sukses menggagalkan aksi bunuh diri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com