Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Morandi, Pria yang Menyepi 28 Tahun di Pulau Tak Berpenghuni

Kompas.com - 28/07/2017, 18:11 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com - Pilihan hidup Mauro Morandi terbilang tidak biasa. Di tengah modernitas pria berusia tujuh puluh delapan tahun ini justru memilih menyepi disebuah pulau.

Kini sudah 28 tahun ia tinggal di sebuah pulau bernama Budelli di Italia.

Kisah Morandi bermula pada tahun 1989 saat berlayar dengan kapalnya dan akhirnya mendarat di pulau Budelli. Sejak itu ia lantas memutuskan menetap.

Pulau Budelli merupakan satu dari tujuh pulau yang berada di Taman Nasional Kepulauan Maddalena. Budelli dianggap paling indah di antara pulau-pulau lainnya karena Spiaggia Rosa, atau pantai dengan pasir berwarna merah muda.

Pada awal tahun sembilan puluhan, Spiaggia Rosa dijuluki sebagai tempat yang paling alami oleh pemerintah Italia. Tempat itu kemudian ramai dikunjungi oleh banyak orang.

Tinggal sendiri di sebuah pulau bukan berarti membuat Morandi minim aktifitas. Sehari-hari justru ia habiskan dengan melakukan berbagai hal termasuk membuat hal-hal kreatif, membaca serta bermeditasi atau sekedar mengamati bagaimana perubahan pulau dari waktu ke waktu sambil berjalan di sepanjang pantai Budelli yang berbatu.

Ia juga mengumpulkan plastik yang terseret hingga ke pantai dan membelit flora fauna. Dia menjaga tepian pulau Budelli dengan penuh semangat.

"Saya ada di 'penjara'. Tapi ini adalah penjara yang saya pilih untuk diri saya sendiri," katanya.

"Saya tidak akan pernah pergi. Saya berharap bisa mati di sini, dikremasi, dan abu saya ditebarkan," kata Morandi mantap.

Ia percaya itu salah satu cara kehidupan pada akhirnya dipertemukan kembali dengan Bumi. Ia juga yakin mengajari bagaimana melihat keindahan akan menyelamatkan dunia dari eksploitasi. Itu kenapa Morandi sering memberikan penjelasan bagaimana melindungi ekosistem.

"Saya bukan ahli botani atau ahli biologi, saya hanya mencoba membuat orang mengerti mengapa tanaman diperlukan dalam kehidupan ini." terangnya.

Untung saja yang ia lakukan mendapat dukungan dari sebuah perusahaan internet yang membuat koneksi wi-fi di Budelli.

Internet yang menghubungkan Morandi dengan dunia melalui media sosial ini akan memberikan gambaran bagaimana hubungan manusia dan alam sehingga orang-orang termotivasi merawat planet ini.

Namun sayang pada tahun 2016 pantai akhirnya ditutup untuk melindungi ekosistemnya, hanya daerah-daerah tertentu yang tetap dapat diakses oleh pengunjung.

Kejadian ini tak pelak berdampak pada Morandi yang sudah tinggal disana bertahun-tahun.

Pemerintah menentang hak Morandi untuk tinggal di pulau itu. Sebuah petisi kemudian dibuat untuk memprotes penggusurannya, mengumpulkan lebih dari 18.000 tanda tangan yang meminta penundaan pengusiran Morandi tanpa batas waktu.

Pada dunia, Morandi punya pesan.

"Cinta adalah konsekuensi absolut dari keindahan dan sebaliknya. Ketika Anda mencintai seseorang dengan mendalam, Anda melihatnya sebagai sosok yang cantik, tapi bukan karena kecantikan fisik tetapi karena Anda berempati kepadanya, Anda menjadi bagiannya, dan dia menjadi bagian Anda. Hal itu berlaku juga dengan alam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com