Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2017, 21:04 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Dengan tinggi yang mencapai 5,8 meter dan leher 1,8 meter, jerapah menjadi hewan darat yang ikonis dan dikagumi oleh anak-anak. Tidak jarang anak-anak pun bertanya mengapa hewan ini memiliki leher yang begitu panjang.

Kebanyakan orang tua kemudian akan menjawab bahwa leher jerapah berfungsi untuk membantu mereka memakan dedaunan di pohon yang tinggi.

Penjelasan yang sangat populer ini adalah salah satu dari dua teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan mengapa jerapah berevolusis untuk memiliki leher yang panjang.

(Baca juga: Mengapa Jerapah Ini Menggigit dan Melempar Bangkai Wildebeest?)

Pertama kali dicetuskan pada tahun 1809, naturalis Perancis Jean Baptise Lemarck menyebutkan bahwa leher panjang jerapah merupakan bentuk survivalitas saat mencari makan. Jerapah berleher panjang diyakini hidup lebih lama dari yang berleher pendek sehingga dapat fitur tersebut dapat diturunkan dari generasi ke generasi. 

Namun, penelitian Truman P Young dan Lynn A Isbel pada tahun 1991 menyatakan bahwa tidak semua jerapah menyukai daun yang tinggi. Para pendukung teori kedua ini percaya bahwa leher yang panjang tersebut merupakan hasil dari usaha mempertahankan keturunan jerapah per individu.

Dipublikasikan dalam The American Naturalist pada 1996, pejantan jerapah akan bertarung dengan saling memukulkan lehernya untuk mendapatkan betina. Dalam pertarungan ini, pemilik leher panjang cenderung menjadi pemenang sehingga gen mereka pun diteruskan ke generasi berikutnya.

Kini, teori baru muncul melalui penelitian yang diterbitkan di Journal of Arid Environment edisi Oktober 2017 oleh Graham Mitchell dan timnya dari University of Wyoming. Mereka menyatakan bahwa leher jerapah membantu mengatur suhu tubuh di iklim panas Afrika.

(Baca juga: Populasi Menurun Drastis, Jerapah Terancam Punah dari Muka Bumi)

Ide ini sebetulnya bukanlah sesuatu yang baru. Pada tahun 1963, A Brownlee telah mengungkapkan pendapat serupa. Mitchell lalu mulai memikirkan cara untuk membuktikan ide tersebut sejak 2009.

Dia pun mendapat ide. Bersama timnya, Mitchell melihat ukuran tubuh puluhan jerapah di Zimbabwe.

Ternyata, bentuk tubuh jerapah dengan leher yang ramping atau dolichomorphic membuat hewan ini merasa lebih sejuk dibandingkan hewan lain dengan massa tubuh yang sama.

"Dengan memiliki bentuk dolichomorphic dan mengarahkan kepalanya ke arah matahari, jerapah dapat mengurangi proporsi permukaan tubuh yang terkena radiasi matahari hingga jauh di bawah proporsi hewan yang berbentuk 'silinder'," tulis para peneliti.

Meski begitu, ini hanyalah satu dari berbagai teori mengenai alasan jerapah berleher panjang. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mencari bukti konklusif atau teori baru lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com