Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2017, 09:06 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com -- Cuaca panas terik yang dirasakan di Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara selama beberapa hari ini adalah fenomena alam biasa yang sering terjadi pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau.

“Ada beberapa faktor yang memengaruhi cuaca panas ini,“ kata Fatuhri Syabani, Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo, Senin (18/9/2017).

Faktor gerak semu matahari yang saat ini berada di sekitar khatulistiwa akan berada tepat di atas khatulistiwa sekitar tanggal 22-23 September 2017.

“Radiasi matahari yang masuk cukup optimum. Hal ini ditandai dengan hasil monitoring suhu udara maksimum (yang) berkisar antara 34-37,5 derajat celcius. Ini masih alam kondisi normal, suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis dalam 30 tahun terakhir antara 34-37,5 derajat celcius,” papar Fatuhri.

Selain faktor tersebut, faktor lainnya adalah adanya aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Kondisi ini ditandai dengan adanya kelembapan udara yang kurang dari 60 persen pada ketinggian 3.000 meter hingga 5.000 meter dari permukaan bumi.

“Wilayah Jawa hingga NTT memang sedang kering dan panas karena masih musim kemarau,” kata Fatuhri. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com