Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Baru, Bumi Terbentuk karena Perubahan Kimia Aneh

Kompas.com - 10/01/2018, 18:05 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Sejarah kehidupan bumi dimulai sejak 3,8 miliar tahun yang lalu, dimulai dengan organisme bersel tunggal seperti bakteri. Namun, proses kompleks tentang awal mula kehidupan masih menjadi misteri.

Kini, para ilmuwan dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang berkolaborasi dengan National Science Foundation (NSF) telah menemukan penjelasan bagaimana siklus asam sitrat atau siklus Krebs terjadi dalam pembentukan awal bumi.

Semua makhluk yang membutuhkan oksigen untuk membentuk energi dan bertahan hidup (organisme aerobik) bergantung pada siklus Krebs untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam sel lewat beberapa molekul. Caranya dengan mengoksidasi senyawa asetil-CoA yang berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein untuk diubah menjadi energi.

Namun, proses kimia ini belum ada saat bumi pertama kali terbentuk karena lingkungan bumi pada saat itu terlalu keras.

Mengambil jalan lain, bumi disebut melakukan proses kimia yang aneh agar organismenya bisa bertahan hidup.

Baca juga : Teori Baru, Kehidupan Planet Berasal dari Debu Luar Angkasa

Hal ini dipaparkan dalam makalah terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, Senin (8/1/2018). Para peneliti berkata bahwa organisme awal menggunakan dua siklus non-biologis saat awal pembentukan bumi.

Dua siklus itu adalah siklus malonat dan siklus 4-hidroksi-2-ketoglutarat (HKG) yang menggunakan unsur kimia yang sama sebagai bagian berbeda dari siklus Krebs untuk membentuk siklus Krebs awal.

"Unsur kimia bisa tetap sama dari waktu ke waktu, hanya sifat molekulnya yang berubah," kata Ramanarayanan Krishnamurthy, profesor kimia dari The Scripps Research Institute dan penulis studi tersebut.

"Molekul-molekul ini kemudian berevolusi menjadi lebih rumit dari waktu ke waktu berdasarkan kebutuhan biologi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com