Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sri Rahayu, Perempuan Penemu Tanaman Hoya

Kompas.com - 21/04/2018, 14:05 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga munculnya Sri Rahayu, hoya dianggap sampah oleh masyarakat. Namun, Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor ini telah berhasil mengangkat statusnya.

Diceritakannya kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu, perempuan yang akrab disapa Yayuk ini tergugah meneliti hingga menemukan tanaman baru setelah menyadari beragamnya keanekaragaman hayati Indonesia.

Yayuk berkata bahwa dia ingin mendomestikasikan tanaman liar di Indonesia dari ancaman kepunahan, karena Indonesia menyimpan kekayaan tanaman yang bisa dimanfaatkan seperti untuk makanan, obat, dan penghilang polusi.

Ketika ditugaskan untuk mendeskripsikan tanaman di Bogor, Yayuk bertemu dengan tanaman Hoya untuk kali pertama.

Baca juga : Gelembung Ajaib LIPI Bersihkan Sungai Jakarta dari Polusi

Tanaman ini sebetulnya sudah dikenal di luar negeri sebagai tanaman hias, tetapi dianggap tanaman sampah oleh masyarakat Indonesia.

Dia pun mulai berkutat pada pemuliaan tanaman Hoya sejak tahun 1996 hingga 2001 dan fokus meneliti bunga lipstik pada tahun 2002 hingga 2006

Untungnya, kerja keras Yayuk membuahkan hasil.

Terbaru, Yayuk mempersembahkan tiga spesies baru tanaman Hoya, yakni Hoya undulata SRahayu & Rodda, Hoya rintzii Rodda, serta Simmonsson & Srahayu.

Sebelumnya, perempuan yang menamatkan gelar doktoralnya di Institut Pertanian Bogor ini juga sukses mematenkan tiga tanaman melalui perlindungan varietas tanaman (PVT), yakni bunga hoya (Hoya Kusnoto), bunga lipstik (Aeschynanthus Soedjana Kassan), dan bunga lipstik (Aeschynanthus Mahligai).

Baca juga : Basmi Kanker, Peneliti LIPI Kembangkan Terapi dengan Kurkumin dan Emas

Berkat temuan terbaru varietas tanaman Hoya Kusnoto dan bunga lipstik mahligai, Yayuk pun berhasil menggondol penghargaan alih teknologi pada LIPI Award 2016 lalu.

Yayuk menjelaskan, baik tanaman Hoya maupun bunga lipstik bukan tanaman biasa. “Keduanya bisa menyerap polutan di dalam rumah seperti cat yang berbahaya bagi manusia. Hoya cocok untuk tanaman hias gantung karena menjalar,” ujarnya.

Racun yang bisa hilang berkat tanaman tersebut, yakni benzene, toluene, dan xylene.

Kini, bibit bunga Hoya bisa diperoleh dari LIPI Bogor dengan harga Rp 50.000.

Untuk perawatannya, tanaman ini sebaiknya ditanam di media sekam atau bahan organik kasar. Ia juga mesti terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Perawatan lain yang diperlukan adalah pemupukan pupuk epifit seperti tanaman anggrek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com