Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gorila Nekat Daki Gunung Berapi Demi Cari Tanaman Asin

Kompas.com - 20/09/2018, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Seperti manusia, gorila juga suka makanan asin. Saking cintanya, mereka rela mempertaruhkan nyawa dengan mendaki gunung berapi agar bisa mendapatkan makanan tersebut.

Menurut tim dari Universitas Western Australia (UWA), gorila yang tinggal di Pegunungan Virunga Rwanda kerap meninggalkan habitatnya di cagar alam. Setelah diselidiki, mereka ternyata mencari makanan tertentu yang tidak ada di area tempat tinggalnya.

Tanaman yang sering dicari gorila adalah kulit kayu eukaliptus, pohon yang hanya ada di luar taman nasional.

Selain berburu kulit kayu eukaliptus di luar area taman nasional, gorila juga suka nekat mendaki gunung berapi untuk mencari jenis tanaman lain.

Baca juga: Koko, Gorila yang Pandai Bahasa Isyarat Itu Mati

Perilaku gorila yang nekat mendaki gunung dan pergi ke luar cagar alam sebenarnya sangat berisiko. Ia bisa meningkatkan konflik dengan manusia yang tinggal di sekitar cagar alam dan sangat mungkin terserang hipotermia ketika mendaki gunung.

Lantas, apa yang sebenarnya dicari oleh gorila gunung itu?

Menurut laporan yang terbit di jurnal Biotropica, semua perilaku berisiko itu dilakukan gorila untuk memenuhi kebutuhan garam atau sodium dalam makanan mereka.

Natrium atau sodium adalah mikronutrien yang sangat penting untuk berbagai proses fisiologis seperti fungsi otot dan saraf, juga mempertahankan cairan di berbagai bagian tubuh.

Kekurangan natrium dapat memengaruhi mineralisasi tulang, pertumbuhan, dan reproduksi.

"Defisit sodium dapat memicu rasa lapar. Inilah yang menyebabkan gorila melakukan berbagai hal gila untuk bisa mendapatkannya," kata Cyril Grueter, penulis utama studi dilansir Newsweek, Rabu (19/9/2018).

Mamalia herbivora yang tinggal di hutan punya cara unik untuk mengatasi kekurangan natrium, termasuk menjilat, makan tanah atau substansi seperti tanah, dan makan tanaman kaya natrium.

Gorila dan hewan herbivora yang tinggal di dataran rendah Afrika Tengah sangat mudah menemukan tanaman kaya sodium terutama pada pembukaan hutan rawa.

Namun, gorila gunung harus berusaha lebih keras dalam mendapatkan makanan asin di habitatnya. Ini karena tanaman merambat, kayu, dan daun yang ada di gunung hanya kaya protein tapi rendah sodium.

Dalam studinya, tim juga mengukur kandungan natrium di berbagai tanaman, termasuk kulit pohon eukaliptus yang paling sering dimakan gorila ketika berada di luar taman nasional dan empat jenis tanaman yang paling sering dimakan di dalam cagar.

Ahli menemukan, kandungan sodium paling banyak ada di kulit kayu eukaliptus, setidaknya 100 kali lipat lebih banyak. Sementara itu, makanan pokok yang gorila di cagar alam relatif miskin sodium.

Hasil ini akhirnya menjelaskan mengapa gorila mau ambil risiko besar dan pergi ke luar cagar alam.

"Gorila-gorila itu mendapatkan dua pertiga lebih banyak natrium ketika mengonsumsi eukaliptus," kata Grueter.

Baca juga: Lantaran Infeksi E. Coli, Bayi Gorila Ini Jadi Yatim Piatu

Tim berharap temuan mereka dapat membantu ahli konservasi untuk menemukan solusi bagaimana mengadaptasi penggunaan lahan masyarakat lokal sehingga konflik dengan gorila yang haus garam dapat dikurangi.

"Perilaku gorila mendaki gunung telah menjadi isu yang diperhatikan praktisi konservasi dan peneliti, mungkin ini karena dianggap membahayakan gorila dan masyarakat sekitar. Risiko penularan penyakit juga menjadi perhatian serius saat gorila berada di dekat manusia dan ternak mereka," tulis ahli dalam laporannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com