Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit Akibat Stres yang Pantang Disepelekan

Kompas.com - Diperbarui 09/03/2023, 20:04 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Dampak stres terkadang tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tapi juga menimbulkan penyakit yang merusak kesehatan fisik. 

Seperti diketahui, hidup memang tak pernah luput dari tuntutan dan segala problematikanya. Tak jarang, hal tersebut sering kali menimbulkan tekanan berlebihan pada pikiran.

Sayangnya, banyak orang mencoba terlihat bahagia dan mengabaikan rasa stres yang dialaminya.

Padahal, apabila sering diabaikan, ketegangan yang menumpuk ini berpotensi menyebabkan stres kronis yang dapat mengganggu bagian-bagian tubuh dan kesehatan kita. Kenali beragam penyakit akibat stres yang pantang disepelekan berikut ini. 

Baca juga: Kenali Perbedaan Stres dan Depresi yang Kerap Dianggap Sama

Penyakit Akibat Stres

Melansir laman Mountelizabeth, berikut lima jenis penyakit yang disebabkan oleh stres:

  • Sakit kepala

Stres bisa menyebabkan ketegangan pada otot-otot di kepala, leher, dan bahu. Hal ini menyebabkan sakit kepala dan migrain.

  • Gula darah meningkat

Beberapa penelitian menunjukkan, dampak stres ekstrem dapat memicu diabetes. Ketika Anda merasa stres, tubuh Anda ingin memastikan bahwa Anda memiliki energi yang cukup untuk mengatasi penyebab stres.

Akibatnya, tubuh melepaskan banyak glukosa. Stres juga menyebabkan kenaikan hormon kortisol dan penurunan kadar insulin. Saat kondisi ini terjadi, kandungan glukosa dalam darah meningkat yang bisa berpotensi pada diabetes.

Baca juga: Stres Bisa Memicu Obesitas, Kok Bisa?

  • Gangguan jantung

Berada dalam situasi menegangkan membuat detak jantung meningkat, napas bergerak lebih cepat, otot-otot menegang, dan tangan berkeringan.

Itu semua adalah respons tubuh terhadap stres akibat pelepasan hormon kortisol dan adrenalin yang dikenal dengan hormon stres.

Riset membuktikan, produksi hormon stres yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan otot jantung yang meningkatkan risiko serangan jantung.

Selain itu, stres juga dapat membuat tekanan darah meningkat serta membuat kita terjebak dalam gaya hidup tak sehat, seperti makan berlebihan, merokok, dan malas berolahraga. Semua hal tersebut merupakan faktor pemicu penyakit jantung.

  • Sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar adalah gangguan kronis umum yang memengaruhi usus besar, menyebabkan kram, nyeri, kembung, dan diare atau sembelit.

Kondisi tersebut sebagian besar disebabkan oleh stres. Riset juga membuktikan bahwa 60 persen penderita sindrom iritasi usus besar disebabkan oleh kecemasan, depresi, dan gangguan mood.

Hal ini terjadi akrena stres menyebabkan peningkatan gerakan dan sensitivitas di usus. Selain itu, stres juga dapat mengubah mikrobioma usus dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang keduanya penting untuk fungsi usus yang baik.

Baca juga: 4 Efek Positif Melamun, Termasuk Mengurangi Stres

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com