Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Tanpa Gejala Bisa Menularkan Covid-19?

Kompas.com - 27/03/2020, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia semakin bertambah pesat. Hal ini menjadi bukti bahwa virus corona jenis baru ini menyebar dengan mudah dan cepat.

Untuk saat ini, mengisolasi pasien yang telah menunjukan gejala aktif dianggap sebagai cara ampuh untuk memutus penyebaran virus corona jenis baru.

Namun, sebagian orang yang terinfeksi hanya menunjukan gejala ringan bahkan tidak menunjukan gejala apapun.

Oleh karena itu, banyak orang yang tanpa sadar telah terinfeksi dan menyebarkan virus tersebut ke orang lain.

Baca juga: Hal-hal yang Bisa Terjadi pada Pasien Positif Covid-19

Melansir Cleveland, sekitar 80 persen orang yang terinfeksi Covid-19 hanya menunjukan gejala ringan. Inilah yang membuat penyebaran virus ini semakin tak terkendali.

"Gejala yang ditunjukan pun terkadang tidak spesifik dan mirip dengan penyakit lain, seperti flu atau pilek. Inilah yang turut membuat banyak orang tidak sadar jika mereka membawa virus," tambah ahli paru-paru, Joseph Khabbaza.

Riset yang meneliti awal penyebaran virus corona di China juga membuktikan, orang yang terinfeksi virus dan hanya menunjukan gejala ringan menjadi salah satu faktor merebaknya Covid-19.

Riset tersebut dilakukan dengan menggunakan model matematika untuk mensimulasikan penyebaran awal Covid-19 pada ratusan kota di China.

Dari riset tersebut, peneliti menyyimpulkan bahwa 86 persen pasien yang terinfeksi sebelum 23 Januari 2020, tepat saat Wuhan diisolasi, tidak terdeteksi.

Menurut peneliti, banyaknya kasus-kasus yang tidak terdeteksi ini membuat pasien tanpa gejala tersebut membuat kasus infeksi semakin besar.

Baca juga: Merasa Alami Gejala Covid-19? Bisa Jadi Gangguan Psikosomatis

"Pasien yang positif terinfeksi namun tidak terdeteksi ini menyumbang 79 persen merebaknya virus corona jenis baru," ucap Khabbaza.

Riset dari Jepang juga membuktikan hal yang saa. Riset tersebut berfokus pada awal kapal dan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang pada awal Februari 2020.

Karantina dilakukan karena ditemukan seorang mantan penumpang yang dinyatakan positif virus corona.

Dalam riset tersebut, peneliti menemukan bahwa 634 dari 3.063 tes yang diberikan kepada penumpang yang dikarantina teridentifikasi positif.

Diperkirakan sekitar 17,9 persen dari pasien positif itu tidak menunjukkan gejala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com