Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibuprofen dan Parasetamol, Mana yang Efektif untuk Pasien Covid-19?

Kompas.com - 02/04/2020, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tidak semua pasien dengan gejala Covid 19 dapat dirawat di rumah sakit karena terbatasnya tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

Oleh karena itu, pasien yang menunjukan gejala infeksi ringan, seperti demam dan batuk, disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Jika dalam waktu seminggu tidak menunjukan tanda-tanda sembuh atau gejalanya semakin memburuk, maka pasien dapat mencari bantuan medis.

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk pasien Covid-19. Pengobatan yang diberikan pun hanya sekadar untuk meringankan gejala, bukan untuk menyembuhkannya.

Jadi, apa yang harus kita lakukan ketika memiliki gejala Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri?

Baca juga: Seberapa Efektif Masker Kain untuh Cegah Virus?

Melansir Independent, layanan nasional kesehatan Inggris (NHS) pasien yang melakukan isolasi mandiri tidak diperbolehkan mengonsumsi antibiotik karena obat tersebut tidak digunakan untuk melawan viru.

Pasien dengan gejala Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri harus mengonsumsi banyak air, mencuci tangan secara teratur, dan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit setiap hari untuk mengobati gejala.

Farmakolog klinis Inggris, Patrick Vallance, juga menyarankan agar pasien dengan gejala Covid-19 menghindari konsumsi obat antiinflamasi seperti ibuprofen. Sebagai gantinya, pasien bisa mengonsumsi parasetamol.

Baca juga: Ini Durasi dan Waktu Terbaik untuk Berjemur Saran Dokter Spesialis Kulit

Parasetamol dan Ibuprofen untuk pasien Covid-19

Di sisi lain, Public Health England mengatakan belum ada bukti ilmiah jika ibuprofen dapat meningkatkan gejala pada pasien Covid-19.

Selain itu, belum ada bukti konklusif bahwa menfonsumsi ibuprofen berbahaua bagi saluran pernapasan.

Oleh karena itu, pasien Covid-19 yang sebelumnya telah diresepkan obat antiinflamasi masih bisa mengonsumsi obat tersebut.

Dosen klinis senior dari Liverpool School of Tropical Medicine, mengatakan bahwa efek samping parasetamol lebih kecil dibandingkan ibuprofen jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

Menurut NHS, obat antiinflamasi seperti ibuprofen dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, sakit perut, sakir kepala, kantuk, reaksi alergi bahkan gangguan hati dan ginjal.

Tapi, efek tersebut hanya terjadi jika konsumsi dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: Ini Durasi dan Waktu Terbaik untuk Berjemur Saran Dokter Spesialis Kulit

Konsumsi parasetamol juga bisa mengakibatkan efek samping berupa munculnya kantuk dan kelelahan, ruam dan gatal-gatal. Pada anak-anak, parasetamol bisa mengakibatkan gula darah rendah dan tremor.

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menganalisis efek obat antiinflamasi untuk pasien Covid-19.

Oleh karena itu, pasien Covid-19 dengan gejala ringan masih bisa mengonsumsi ibuprofen atau parasetamil untuk meringankan gajala ringan seperti demam dan sakit kepala.

Namun, konsumsi obat-obatan tersebut harus sesuai dengan intruksi label dan tidak boleh melebihi dosis yang telah disarankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com