Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubi Jalar dan Kentang, Mana yang Lebih Sehat?

Kompas.com - 20/08/2020, 16:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis umbi-umbian. Berbagai jenis umbi ini dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat pengganti nasi.

Di antara umbi-umbian yang ada di Indonesia, dua yang paling populer adalah ubi jalar dan kentang.

Tapi, jika keduanya dibandingkan, mana sih yang lebih sehat?

Baca juga: Antara Brokoli dan Kembang Kol, Mana yang Lebih Sehat?

"Semua umbi-umbian (termasuk kentang) padat nutrisi dan sehat untuk Anda," ungkap Brigitte Zeitlin, ahli diet di New York dikutip dari Time.

Lebih bernutrisi

Secara umum, ubi jalar lebih baik daripada kentang karena kandungan kalori dan karbohidratnya lebih rendah. Hal ini bisa terlihat dari warna-warna mereka yang cerah.

"Secara umum, semakin banyak warna yang bisa Anda tambahkan ke dalam makanan dari sayur dan buah akan semakin baik," kata Yasi Ansari, ahli diet di Los Angeles.

Tak hanya kandungan kalori dan karbohidrat yang lebih rendah, ubi jalar juga kaya dengan sejumlah vitamin.

Ubi jalar lebih tinggi vitamin A dibanding kentang.

Vitamin A diketahui adalah antioksidan yang meningkatkan kekebalan tubuh, serta menjaga kesehatan kulit dan penglihatan.

Bahkan, menurut Kementerian Pertanian AS (USDA), satu ubi jalar menyediakan lebih dari 100 persen kebutuhan vitamin A harian manusia.

Selain vitamin A, ubi jalar juga kaya vitamin C dan B6. Kedua vitamin ini penting bagi kesehatan otak dan sistem saraf manusia.

Ubi jalan juga merupakan sumber kalium dan magnesium. Kandungan tersebut membantu menungkatkan kesehatan jantung dengan membantu mengatus tekanan darah.

Meski begitu, dalam kandungan kalium, kentang lebih unggul.

Baca juga: Benarkah Kuning Telur Warna Oranye Lebih Sehat dari Kuning Pucat?

Lebih baik lagi, satu ubi jalar memiliki sekitar empat gram serat nabati.

Serat ini akan membantu Anda mempertahankan berat badan sehat serta menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan kolesterol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com