Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Cukup Bantu Turunkan Berat Badan, Kok Bisa?

Kompas.com - 27/05/2021, 18:00 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain makan dengan benar dan berolahraga, tidur yang berkualitas merupakan bagian penting dari pemeliharaan berat badan.

Namun, sayangnya hal ini banyak diabaikan, padahal tidur yang buruk dapat mengubah cara tubuh merespons makanan.

Beberapa penelitian telah menunjukkan korelasi antara kurang tidur dan bertambahnya berat badan.

Baca juga: 7 Cara Tidur Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Berikut ini akan dibahas 5 alasan tidur yang cukup bisa bantu turunkan berat badan.

1. Tidur yang kurang bisa menjadi faktor obesitas

Sebuah studi berjudul “Sleep and obesity” mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan obesitas.

Memang, tidak dimungkiri bahwa kebutuhan tidur orang berbeda-beda.

Namun, seperti yang dijelaskan dalam artikel berjudul “Meta-Analysis of Short Sleep Duration and Obesity in Children and Adults”, tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko obesitas hingga 89 persen pada anak-anak dan 55 persen pada orang dewasa.

Studi lain berjudul “Impact of insufficient sleep on total daily energy expenditure, food intake, and weight gain” pun mengatakan demikian.

Pada penelitian terhadap 60 ribu perawat non-obesitas selama 16 tahun tersebut menyebutkan bahwa perawat yang tidur kurang dari lima jam per malam memiliki risiko obesitas hingga 15 persen dibanding perawat yang tidur tujuh jam semalam.

2. Tidur yang kurang dapat meningkatkan nafsu makan

Sebuah penelitian berjudul “Short Sleep Duration Is Associated with Reduced Leptin, Elevated Ghrelin, and Increased Body Mass Index” menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur mengalami kenaikan nafsu makan.

Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh tidur pada dua hormon penting yang menyebabkan lapar, yakni ghrelin dan leptin.

Baca juga: Pola Tidur Tidak Teratur Sebabkan Penyakit Jantung, Kenapa Begitu?

Ghrelin adalah hormon yang dilepaskan di perut untuk menandakan rasa lapar di otak.

Sementara itu, leptin adalah hormon yang dilepaskan dari sel lemak.

Hormon ini menekan rasa lapar dan memberi sinyal kenyang di otak.

Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, tubuh membuat lebih banyak ghrelin dan lebih sedikit leptin sehingga membuat lapar dan meningkatkan nafsu makan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com