Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Akibat Kelebihan Protein pada Kesehatan?

Kompas.com - 29/08/2022, 18:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Anda yang sedang berusaha untuk menurunkan berat badan pasti pernah mendengar bahwa mengonsumsi protein akan membantu proses diet yang sedang dilakukan.

Melansir Healthline, protein merupakan salah satu komponen terpenting untuk mendukung diet yang sehat karena bisa membentuk dan memperbaiki otot, organ tubuh, dan tulang.

Tidak hanya itu saja, Healthline juga menambahkan bahwa diet tinggi protein sudah terbukti bisa membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, menambah rasa kenyang, dan mempertahankan otot.

Namun sayangnya, jenis diet tinggi protein juga menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya untuk tubuh.

Baca juga: 9 Bahaya Kelebihan Protein bagi Tubuh


Berikut adalah akibat kelebihan protein yang perlu Anda ketahui.

  • Kenaikan berat badan

Diet tinggi protein memang diperuntukkan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan.

Namun sayangnya, kelebihan protein berakibat pada kenaikan berat badan.

Melansir Healthline, penurunan berat badan akibat diet tinggi protein ternyata efeknya hanya sementara karena protein yang berlebihan akan disimpan sebagai lemak.

Dengan begitu, berat badan akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu.

Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh para ahli dari Spanyol pada Clinical Nutrition Journal di tahun 2016.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa diet tinggi protein yang menggantikan asupan karbohidrat akan meningkatkan berat badan dalam jangka waktu lama.

Baca juga: 9 Cara Mudah Meningkatkan Asupan Protein untuk Mendukung Kesehatan

  • Bau mulut

Melansir WebMD, diet tinggi protein yang hanya berfokus pada asupan protein dan lemak bisa menyebabkan efek samping berupa bau mulut.

Healthline juga menambahkan bahwa efek ini didapatkan ketika diet dilakukan dengan membatasi asupan karbohidrat.

Hal ini terjadi karena tubuh mengalami metabolisme atau ketosis yang membuat tubuh memproduksi senyawa kimia dengan bau yang tidak menyenangkan.

Sayangnya, Healthline menambahkan bahwa bau mulut yang dialami tidak akan hilang dengan mudah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com