Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pencegahan Bunuh Diri: Apa yang Membuat Orang Ingin Mati?

Kompas.com - 10/09/2022, 07:31 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa setiap 10 September dirayakan sebagai Hari pencegahan bunuh diri sedunia?

Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia diawalo pada tahun 2003 oleh Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tujuan adanya hari pencegahan bunuh diri sedunia ini adalah untuk mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran di antara organisasi, pemerintah, dan masyarakat, memberikan pesan bahwa bunuh diri dapat dicegah.

Menurut data WHO, diperkirakan 703.000 orang per tahun di dunia melakukan bunuh diri.

Untuk setiap kasus bunuh diri, kemungkinan ada 20 orang lain yang melakukan upaya bunuh diri dan lebih banyak lagi yang memiliki pemikiran serius untuk bunuh diri.

Jutaan orang menderita kesedihan yang mendalam atau sebaliknya sangat terpengaruh oleh perilaku bunuh diri.

Baca juga: 8 Jenis Kanker Kulit yang Perlu Diwaspadai

Mengapa banyak orang bunuh diri?

Ada banyak faktor yang membuat seseorang berani menghabisi nyawanya sendiri atau memiliki pikiran bunuh diri, berikut di antaranya:

1. Gangguan mental

Kebanyakan orang membuat keputusan untuk mencoba bunuh diri sesaat sebelum melakukannya secara impulsif daripada merencanakannya secara ekstensif.

Meskipun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk bunuh diri, yang paling umum adalah depresi berat.

Depresi dapat membuat orang merasakan sakit emosional yang hebat dan kehilangan harapan.

Akibatnya, mereka tidak dapat melihat cara lain untuk menghilangkan rasa sakit itu selain dengan mengakhiri hidup mereka sendiri.

Beberapa gangguan mental yang membuat seseorang rawan melakukan bunuh diri, di antaranya bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian ambang.

2. Peristiwa traumatis

Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual masa kanak-kanak, pemerkosaan, kekerasan fisik, atau trauma perang, memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri, bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa traumatik itu terjadi.

Orang yang didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma (PSTD) atau beberapa insiden trauma meningkatkan risiko lebih jauh.

Sebab, PTSD juga bisa menyebabkan depresi sehingga memicu perasaan tidak berdaya dan putus asa yang dapat menyebabkan bunuh diri.

Baca juga: 3 Rekomendasi Buah untuk Menurunkan Kolesterol 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com