Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
drg. Citra Kusumasari, SpKG (K), Ph.D
dokter gigi

Menyelesaikan Program Doktoral di bidang Kariologi dan Kedokteran Gigi Operatif (Cariology and Operative Dentistry), Tokyo Medical and Dental University, Jepang.

Sebelumnya, menempuh Pendidikan Spesialis Konservasi Gigi di Universitas Indonesia, Jakarta dan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Berpraktik di berbagai rumah sakit dan klinik di Jakarta. Ilmu karies, estetik kedokteran gigi, dan perawatan syaraf gigi adalah keahliannya.

Penggunaan Artificial Intelligence (AI) di Kedokteran Gigi

Kompas.com - 10/03/2023, 08:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penulis: drg. Citra Kusumasari, Sp.K.G.(K), Ph.D.

Anda mungkin pernah mendapatkan respon pesan otomatis ketika menggunakan platform media sosial whastapp, saat mendaftarkan diri sebagai pasien ke rumah sakit atau pemeriksaan laboratorium?

Sungguh menakjubkan melihat bagaimana teknologi ChatGPT yang diluncurkan oleh open artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan baru-baru ini, dapat melakukan tugas-tugas rumit dan merespon semua informasi online yang Anda inginkan dalam hitungan detik.

Lalu, apa sebenarnya AI itu? Bagaimana penggunaaan AI dalam dunia kedokteran gigi?

Salah satu bagian tubuh manusia yang paling menarik adalah otak. Hal ini telah menarik minat para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia untuk membuat kecerdasan buatan.

Jhon McCarthy pada tahun 1956 membuat kecerdasan buatan pada bidang ilmu komputer. Artificial intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan atau kecerdasan mesin menggunakan teknologi komputer untuk meniru pemikiran kritis, pengambilan keputusan, dan perilaku cerdas yang mirip dengan manusia.

Baca juga: Deep Blue hingga ChatGPT, Kecerdasan Buatan Tak Hanya Otomatisasi tapi juga Interaksi

 

Dalam ilmu komputer, studi tentang media cerdas, atau mesin apapun yang memahami lingkungannya dan bertindak dengan cara yang memaksimalkan peluangnya untuk berhasil mencapai tujuannya, disebut sebagai penelitian AI.

Teknik AI telah menunjukkan kemampuan dan kapasitas yang sangat baik dalam mengenali pola data penting, yang mengarah ke eksperimen ekstensif dengannya sebagai alat uji klinis, khususnya untuk membantu pengambilan keputusan untuk prognosis dan proyeksi, serta setiap fase diagnosis dan terapi selanjutnya.

Artificial intelligence telah terbukti meningkatkan akurasi, efisiensi, dan presisi setara dengan ahli medis secara lebih cepat dan terjangkau.

Kehidupan kita sehari-hari sudah banyak dipengaruhi oleh AI, berkat berbagai perangkat lunak manajemen kantor dan praktik. Siri, Alexa, dan perangkat perintah suara lainnya hanyalah beberapa contoh aplikasi yang telah membangun antarmuka pengguna percakapan yang cerdas untuk perangkat, bahasa aplikasi, atau lingkungan apapun yang menggunakan kecerdasan buatan.

Baca juga: Penggunaan Teknologi CAD/CAM dalam Kedokteran Gigi

Ilustrasi perawatan oleh dokter gigi spesialis konservasi gigifreepik Ilustrasi perawatan oleh dokter gigi spesialis konservasi gigi

Penggunaan klinis AI

Industri kedokteran gigi memiliki tiga komponen utama, yaitu: diagnosis dan rencana perawatan; perawatan; serta manajemen harian klinik. Berikut beberapa penggunaan klinis artificial intelligence di dalam kedokteran gigi:

1. Radiologi kedokteran gigi
Artificial intelligence (AI) dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi struktur anatomi. Misalnya AI sudah dilatih untuk mengidentifikasi dan melabeli gigi-gigi dari foto radiografi periapikal.

Keakuratan AI untuk kemampuan ini dilaporkan sebesar 95.8-99.45%, hampir menyerupai kemampuan klinisi profesional yaitu 99.98%. Selain itu, kemampuan AI dalam mendeteksi dan mendiagnosis gigi berlubang mencapai keakuratan sebesar 75.5%-93.3% dengan sensitivitas 74.5-97.1%.

Baca juga: Ini 5 Hal Seru yang Dipelajari jika Kuliah di Kedokteran Gigi

2. Ortodontik
Dalam bidang ortodontik, AI memiliki potensi besar dalam membantu proses pengambilan keputusan klinis, seperti untuk menentukan perlu atau tidaknya pencabutan gigi sebelum perawatan ortodontik pada pasien maloklusi. Keakuratan AI dalam hal ini adalah sebesar 80-93%.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com