KOMPAS.COM - Penggunaan obat tidur untuk mengatasi insomnia kerap menjadi solusi praktis bagi seseorang yang mengalami masalah ini.
Namun, penggunaan obat tidur dalam jangka panjang dapat membawa risiko serius bagi kesehatan.
Obat tidur, terutama yang berbasis benzodiazepine atau zolpidem, tidak dirancang untuk penggunaan jangka panjang. Jika dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa pengawasan dokter, efek sampingnya bisa berbahaya.
Salah satu risiko utama penggunaan obat tidur dalam jangka panjang adalah ketergantungan. Saat tubuh mulai bergantung pada obat untuk bisa tidur, ini jadi membuat kemampuan alaminya untuk tidur menjadi terganggu.
Ketika seseorang terus-menerus mengandalkan obat tidur, otak akan kehilangan kemampuannya untuk mengatur siklus tidur secara normal. Ini yang sering kali membuat pasien merasa tidak bisa tidur tanpa obat.
Selain itu, ada pula efek samping lain dari obat tidur yang dapat muncul, seperti gangguan kognitif, kehilangan memori, dan peningkatan risiko kecelakaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat tidur jangka panjang dapat memengaruhi fungsi otak, seperti daya ingat dan konsentrasi. Bahkan, ada risiko gangguan keseimbangan yang bisa berujung pada kecelakaan, terutama pada lansia.
Sebagai alternatif, masyarakat disarankan untuk menerapkan kebiasaan tidur sehat, seperti menjaga jadwal tidur yang teratur, mengurangi konsumsi kafein, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
Terapi non-obat, seperti terapi perilaku kognitif untuk insomnia terbukti efektif dalam membantu mengatasi gangguan tidur tanpa efek samping.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.