Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkal Penyakit Kantoran

Kompas.com - 19/03/2009, 22:29 WIB

KOMPAS.com - Stamina tubuh yang sedang merosot dan stres akibat tekanan pekerjaan membuat para karyawan rentan terhadap penyakit Sick Building Syndrome (SBS). Karena itu, silakan kenali gejala penyakit tersebut karena konsumsi obat tak efektif kalau tidak dibarengi upaya pemberantasan biang keroknya.

Mulyadi Tedjapranata, dokter dari Klinik Medizone di Kemayoran Jakarta Pusat bilang, banyak ruangan kantor tak punya perlengkapan sirkulasi udara memadai dan hanya mengandalkan alat pendingin udara (AC). Padahal, aktivitas menyaring udara menyebabkan kotoran ruenimbuni komponen AC.

Kalau tak rutin dibersihkan, AC bisa menjadi sumber penyakit baru. Sebaiknya alat pendingin itu dibersihkan tiga bulan sekali. Selain itu, AC tak boleh disetel pada suhu terlalu rendah, kurang 23 derajat celcius. Sebab, virus dan bakteri justru lebih mudah berkembang di suhu dingin.

Keadaan makin runyam kalau ruangan tak bisa mendapat sinar matahari maksimal sehingga udara jadi lembab.Perlengkapan ruangan seperti karpet dan gorden juga harus dijaga kebersihannya. "Karpet juga menjadi biang penyakit," kata Mulyadi. Identifikasi karpet yang kotor sejatinya gampang: baunya apek.

Sebaiknya, mesin fotokopi dan mesin faksimil berada di dalam ruangan yang berbeda dengan tempat duduk para pegawai. Sebab, tinta di mesin-mesin itu mengeluarkan partilcel yang bisa merusak saluran pernapasan. Semakin jelek kualitas tinta, semakin mudah partikel lepas dan dihirup manusia.

Pengharum ruangan juga bisa melepas partikel yang berbahaya bagi tubuh. Jadi, sebaiknya, kurangi penggunaan pewangi ruangan berbahan kimia. Lebih baik Anda memajang tanaman Was di dalam ruang kantor. Selain mempercantik, tanaman bisa mengikat gas beracun yaitu karbon dioksida (C02) dan menghasilkan oksigen (02). Cara yang lebih sederhana, karyawan bisa sering mengambil istirahat pendek dan berjalan keluar gedung untuk menghirup udara segar.

Berdasarkan hasil riset Institut Nasional Kesehatan dan Keselamatan Keria (NIOSH) Amerika Serikat beberapa tahun lalu, tidak ad4nya ventilasi udara berkontribusi sampai 52% terhadap munculnya SBS. Lalu, sebanyak 17% disebabkan pencemaran zat kimia, seperti pengharum ruangan semprot, mesin fotokopi, dan berbagai larutan pembersih. Sedangkan sekitar 11% penyebabnya berasal dari polusi luar ruangan.

Marganda D. A. Pasaribu, Dokter Umum dari Rumah Sakit Omni Internasional, Serpong, menimpali, sebaiknya kita sering membuka pintu atau jendela saban pagi agar ada pertukaran udara. "Ingat, kuman tak hilang dengan menyalakan AC," tukasnya.

Sanny Cicilia Simbolon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau