Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Kanker dari Nafas

Kompas.com - 11/08/2010, 13:26 WIB

HAIFA, KOMPAS.com - Penyakit kanker seringkali sulit dideteksi sejak dini. Pasien biasanya datang berobat ke dokter sudah dalam kondisi parah atau stadium lanjut sehingga sulit untuk disembuhkan.

Tetapi kini ada sebuah harapan baru dalam mendeteksi kanker secara dini. Para ilmuwan di Israel berhasil mencitakan suatu metode skrining pernapasan yang dikalim mampu mendeteksi empat jenis kanker paling umum diderita yakni kanker paru, payudara, perut dan prostat.

Adalah Profesor Abraham Kuten dari Technion Israel Institute of Technology di Haifa, Israel, yang mengembangkan deteksi kanker lewat pernafasan ini. Hasil temuannya ini diterbitkan dalam edisi terbaru British Journal of Cancer.

Kuten dan timnya menyatakan optimistis, pada suatu hari nanti akan hadir semacam sensor elektronik portabel yang dapat membantu para dokter mendeteksi gejala kanker melalui hembusan nafas.

Dalam risetnya, para ahli dari Israel ini melibatkan 177 sukerelawan yang terdiri dari orang sehat dan pasien pengidap kanker dengan jenis berbeda-beda.  Hasil riset menunjukkan bahwa sensor "electronic nose" yang diciptakan Kuten mampu mendeteksi zat-zat kimia yang dihasilkan sel-sel tumor yang muncul dalam pernapasan.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa "electonic nose" dapat membedakan antara napas yang sehat dan nafas yang terindikasi berbahaya, dan juga dapat membedakan jenis kanker peserta dari jenis nafasnya," kata Kuten.

"Jika kita dapat memastikan hasil temuan ini dalam studi berskala besar, teknologi baru ini dapat menjadi alat sederhana untuk diagnosis gambaran kanker sejak dini. Ini juga akan menjadi cara mudah untuk menilai dan memantau efektivitas pengobatan kanker dan mendeteksi efektivitas pengobatan kanker serta mendeteksi kekambuhan kanker," kata Kuten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com