Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifoid, Pemeriksaan Lab Hanya Penunjang

Kompas.com - 27/06/2011, 09:45 WIB

Jakarta,KOMPAS.com - Demam tifoid atau biasa disebut tifus adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi. Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit demam berdarah sehingga diperlukan penanganan yang tepat. Pemeriksaan laboratorium pada demam tifoid diperlukan untuk menegakkan indikasi sebuah penyakit.

Menurut Dr. Tjan Sian Hwa, SpPK, ahli patologis klinik dari Rumah Sakit Premier Jatinegara, pada kasus demam tifoid, diagnosa dapat dibagi kedalam tiga tahap yakni, anamnesis atau menanyakan gejala, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Di antara ketiga diagnosa tersebut menurut Tjan yang paling penting adalah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium saja bisa menimbulkan salah interpretasi.

"Jika tidak melakukan pemeriksaan anamnesis yang baik, maka pemeriksaan laboratorium yang kita pakai, tidak bisa diinterpretasi dengan benar. Dan pemeriksaan itu sangat mungkin akan salah," ujarnya saat seminar "Penanganan Demam Tifoid Pada Praktek Sehari-hari", RS Premier Jatinegara, Sabtu, (25/6/2011).

Lebih lanjut Tjan mengatakan, misalnya pada contoh kasus seseorang yang baru saja divaksin tifoid. Apabila hasil pemeriksaan laboratorium widal-nya tinggi, dokter mungkin saja akan berpikir bahwa pasien positif tifoid. Padahal sebetulnya tidak demikian. "Jadi hal-hal tesebut kita harus ketahui," imbuhya.

Demikian juga pemeriksaan jasmani. Dokter umumnya harus tahu sebenarnya apakah demam pada pasien mengarah ke tifoid atau tidak. Misalnya, seorang dokter harus tahu berapa lama pasien demam. Apabila baru tiga hari, dan hasil tes widal negatif, hasil tersebut belum tentu menandakan seorang pasien negatif tifoid. Perlu untuk dilakukan pengecekan ulang kembali.

Alhasil, bila pemeriksaan jasmani sudah didiagnosa dengan baik dan benar maka akan lebih meningkatkan memanfaat dari pemeriksaan laboratorium. "Jadi sebelum periksa laboratorium, periksa anmnesis dan fisik dulu, nanti sia-sia, sayang bayar mahal-mahal kan?," selorohnya.

Untuk pemeriksaan laboratorium pada tifoid dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni, non spesifik dan dan spesifik. Non spesifik seperti pemeriksaan hematologi dan tes fungsi hati. sedangkan spesifik adalah Widal, kultur dan resistensi, polymerase Chain Reaction (PCR) , anti Salmonella typhi IGM, dan salmonella typhi ag. Namun perlu diketahui, untuk anti Salmonella typhi IGM, dan salmonella typhi ag sampai saat ini belum dipakai. Karena kata Tjan, masih harus diuji coba bagaimana sensitifitas dan spesifivitasnya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com