Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulu Ketiak Tak Perlu Dicukur

Kompas.com - 28/06/2011, 13:39 WIB

Kompas.com - Amati ketiak Anda. Curigai bila terdapat benjolan yang kian membesar tanpa sakit. Bisa jadi benjolan itu adalah gejala limfoma. Dalam bahasa medis disebut sebagai Non-Hodgkin Lymphoma (NHL).

Benjolan tidak normal yang muncul di tubuh memang banyak artinya. Selain bisa diartikan sebagai gejala dari limfoma non Hodgkin, benjolan di ketiak juga bisa hanya abses akibat luka yang meradang.

"Mungkin karena kaum perempuan khususnya lebih sering mencukur bulu ketiak mereka. Tanpa disadari menimbulkan luka yang tidak terlihat, sehingga semakin lama semakin meradang," tutur dr.Ahmad Kurnia, Sp.B(K)-Onk.

Dengan mencukur bulu ketiak, pada ketiak dapat timbul banyak luka tak kasat mata. Pori-pori di daerah ketiak pun akan membesar. Ini memungkinkan toksinin dan zat kimia dari berbagai produk, seperti deodoran, bedak, dan krim dengan mudah memasuki kulit.

Untuk wanita yang kurang menjaga kebersihan, ketiadaan bulu ketiak juga memungkinkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori dan memudahkan timbulnya abses dan bisul.

Tak hanya itu, luka sayatan yang tertutup dan tertimbun oleh deodoran ini bisa memungkinkan risiko terjadinya kanker payudara. Bisa jadi benjolan yang ada di ketiak tersebut adalah salah satu gejala kanker payudara.

Penjelasannya, pada saat luka sayatan yang tak kasat mata tersebut tertutup oleh deodoran antiperspiran, toksin mudah masuk ke dalam kulit. Sebabnya antiperspiran itu mencegah pengeluaran keringat yang bisa membantu melunturkan toksin yang masuk.

"Toksin yang masuk itu dapat tertimbun, dan akibatnya bisa memunculkan risiko kanker," katanya.

Diungkapkan, bulu ketiak berguna untuk melindungi ketiak dari zat racun yang hendak masuk dari luar tubuh. Karena di ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan transportasi racun, terutama ke payudara dan bagian tubuh lainnya.

"Kemungkinan transportasi toksin ke bagian tubuh lain juga ada, sehingga memang ketiadaan bulu ketiak juga memudahkan tumbuhnya kanker di bagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan otak, terutama bila di payudaranya sudah tumbuh kanker," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com