Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2012, 06:35 WIB

Oleh A Ponco Anggoro

Hampir tak ada lahan tidur di Desa Bale, Kecamatan Galela Selatan, Halmahera Utara, Maluku Utara. Semua lahan dan halaman warga ditanami beragam jenis tanaman pangan dan sayuran. Hasilnya, tak ada lagi anak gizi buruk dan warga punya tabungan.

Tiga tahun lalu, kader pos- yandu Desa Bale, Domingas Uni Kotu (54), bersama tiga kader lain menanam jagung, ubi, kacang, dan mentimun di lahan seluas 2.500 meter persegi. Lokasi lahan berada di antara rumah warga.

Dalam waktu tiga bulan, tanaman dipanen. Hasilnya sekitar Rp 4 juta yang dibagi 45 persen untuk modal tanam berikutnya, 50 persen dibagi untuk empat kader posyandu yang bercocok tanam, sisanya 5 persen disumbangkan untuk sekolah minggu.

”Hasil dari tanaman bisa menutupi kebutuhan sehari-hari yang sering kali tidak bisa dicukupi dari hasil kopra,” ujar Domingas.

Harga kopra yang jadi penopang ekonomi mayoritas warga Halmahera Utara sering anjlok, terutama saat panen. Pendapatan dari kopra Domingas, misalnya, tidak pernah lebih dari Rp 2 juta. Padahal, kopra panen empat bulan sekali.

Menjelang akhir 2011, Domingas dan tiga kader posyandu lain memasukkan uang jatah mereka ke simpanan pendidikan anak di Credit Union Saro Nifero di Halmahera Utara.

Selain hasil penjualan tanaman ditabung, mereka bisa memenuhi kebutuhan gizi anak. ”Kalau perlu sayuran, tinggal ambil di kebun. Tidak perlu pusing lagi,” ujar Domingas.

Lambat laun langkah para kader posyandu menarik warga lain. Di lahan tidur lain, bahkan di halaman rumah, warga menanam sayuran.

”Manfaatnya banyak, jadi saya ikut menanam, apalagi anak saya masih balita,” kata seorang warga, Oktofina Kurais (25).

Gerakan menanami lahan berkembang pula di Desa Katana, Kecamatan Tobelo Timur, Halmahera Utara. Tanaman seperti kangkung dan tomat banyak terlihat di halaman.

Atasi kurang gizi

Sebelum ada kebun, warga, termasuk ibu hamil dan anak balita, makan seadanya. Warga tak mampu membeli sayuran yang terhitung mahal. ”Makan nasi, ubi, atau pisang saja kadang ditambah ikan. Namun, sering tanpa sayuran,” kata kader posyandu di Katana, Asyatin Sanita Laluba (46).

Hal ini menyebabkan banyak bayi dan balita kekurangan gizi di Katana. Kekurangan gizi membuat ibu hamil dan anak rentan terkena penyakit dan bisa berakhir dengan kematian. Namun, sejak kebun rumah digalakkan, tak ada lagi anak kekurangan gizi.

Desa Bale dan Katana adalah dua dari 33 desa di tujuh kecamatan di Halmahera Utara yang menjadi desa binaan Wahana Visi Indonesia Halmahera Utara sejak 2008. Program pengembangan tanaman di halaman dan di lahan tidur dipilih karena banyak manfaatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com