Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2013, 10:38 WIB

Kompas.com - Meski agak jarang menemukan seseorang yang hidup dengan satu paru, namun Paus Fransiskus yang baru terpilih adalah sedikit dari orang yang langka tersebut.

Paus berusia 76 tahun itu menjalani operasi pengangkatan paru karena parunya terinfeksi saat ia masih remaja. Pada masa itu, infeksi paru seperti radang paru atau tuberkulosis bisa berakhir dengan pengangkatan paru karena antibiotik belum seefektif saat ini.

Menurut Dr.Len Horovitz, pakar paru dari Lenox Hill Hospital di New York, AS, pada masa sekarang pun jika terjadi komplikasi radang paru dan batuk rejan yang sulit ditangani dokter terpaksa harus membuang paru yang terinfeksi. Demikian juga halnya dengan kanker paru.

Jika satu paru diangkat, paru yang masih tersisa akan mengambil alih tugas tersebut. Karena itu hidup dengan satu paru tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Kendati kita harus berusaha untuk menjaga organ tubuh selengkap mungkin, namun ternyata kita tetap bisa hidup meski tanpa organ-organ berikut ini:

- Ginjal
Manusia memiliki dua ginjal meski sebenarnya kita tetap bisa bertahan hidup hanya dengan satu ginjal. Ada orang-orang yang terlahir hanya dengan satu ginjal, atau satu ginjal terpaksa diambil untuk didonorkan atau diangkat setelah terjadinya cedera.

Secara umum, seseorang bisa hidup dengan normal hanya dengan satu ginjal. Bahkan secara teknis sebenarnya kita bisa hidup tanpa ginjal, tetapi harus melakukan cuci darah secara rutin.

- Limpa
Fungsi limpa adalah menyaring darah dan membantu tubuh melawan infeksi. Akan tetapi organ ini tidak esensial untuk bertahan hidup. Limpa bisa diangkat, misalnya jika terjadi kerusakan. Namun orang yang hidup tanpa limpa cenderung mudah tertular penyakit.

- Organ reproduksi
Ada beberapa penyebab mengapa wanita terpaksa menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim, antara lain kanker, tumor dalam rahim, nyeri pelvis kronik, dan sebagainya. Sekitar 1 dari 3 wanita di AS menjalani prosedur histerektomi di usia 60 tahun. Sementara kaum pria juga bisa menjalani pengangkatan testis jika terkena kanker testis.

- Lambung
Lambung terkadang diangkat sebagian atau seluruhnya sebagai bagian dari terapi kanker lambung. Prosedur ini dikenal sebagai gastrektomi. Dalam prosedur ini, usus kecil disambungkan dengan esofagus.

Seseorang yang menjalani gastrektomi total akan mendapatkan nutrisi lewat pembuluh darah selama beberapa minggu pasca operasi. Setelah itu mereka sudah bisa makan berbagai makanan meski dalam porsi kecil.

- Usus besar
Penyakit kanker usus atau penyakit Chrohns juga akan membuat penderitanya menjalani pengangkatan kolon atau usus besar. Kita bisa hidup tanpa kolon tetapi harus memakai kantong di bagian perut untuk menampung hasil buangan. Tetapi kini dokter juga bisa melakukan operasi untuk membuat semacam kantong di usus halus sebagai pengganti usus yang dibuang.

- Usus buntu
Panjang usus buntu, yang bentuknya mirip cacing dan menempel pada bagian awal usus besar ini adalah sekitar 8,5 cm. Tidak jelas apa fungsi usus buntu, kemungkinan besar usus ini berperan sebagai imunitas usus besar. Usus ini sering diangkat jika mengalami peradangan atau pembengkakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ubanan di Usia Muda, Apakah Bisa Dicegah? Ini Kata Dokter...

Ubanan di Usia Muda, Apakah Bisa Dicegah? Ini Kata Dokter...

Health
Olahraga Lari Aman untuk Pemula, Dimulai dari Jantung yang Sehat

Olahraga Lari Aman untuk Pemula, Dimulai dari Jantung yang Sehat

Health
Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Peredaran Kosmetik Ilegal Tembus Rp 31,7 Miliar, BPOM Temukan Banyak Pelanggaran

Health
Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Menkes: Kolaborasi Kemenkes dan Kemenag Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Health
Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Minat Vasektomi di Indonesia Rendah, Kenapa? Ini Kata Dokter…

Health
Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Minuman Manis Picu Diabetes Tipe 2, Dokter Ingatkan Bahayanya

Health
Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Remaja Sehat Diam-diam Berisiko Alami Kerusakan Jantung, Ini Penyebabnya…

Health
Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi Berlubang Parah? Ini Tanda Butuh Perawatan Saluran Akar Gigi

Health
Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Tips Cegah Heat Stroke hingga MERS bagi Calon Haji, Ini Kata Pakar

Health
Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Apa Beda Gejala Serangan Jantung Biasa dan Mematikan? Ini Kata Dokter

Health
Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Kenali Akar Kenakalan Remaja, Bukan Langsung Mengirim ke Barak

Health
Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Apa Saja Faktor Risiko Kematian Mendadak? Ini Penjelasan Dokter

Health
Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Wajah Bengkak hingga Nyeri Bahu Bisa Jadi Tanda Tersembunyi Kanker Paru-paru

Health
Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Kemenkes Imbau Jemaah Haji Jaga Cairan Tubuh, Suhu Madinah Tembus 41 Derajat Celcius

Health
RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

RS Siloam Gelar Skrining Kanker Payudara Gratis di Yogyakarta, Diikuti 1.000 Lebih Perempuan

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau