Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2013, 13:31 WIB

Kompas.com - Jangan abaikan jika saat buang air besar (BAB) mengeluarkan bercak darah. Bisa jadi itu  adalah tanda-tanda awal penyakit kanker usus besar atau kanker kolorektal. Peningkatan jumlah kasus kanker kolorektal antara lain dipicu oleh pola makan tinggi lemak dan minim serat.

Kanker usus besar (kolon) dan daerah antara usus besar dan anus memiliki banyak persamaan, karena itu seringkali secara bersama-sama sering disebut dengan kanker kolorektal.

Menurut data WHO, setiap tahunnya diperkirakan 608.000 orang meninggal karena kanker kolorektal. Penyebab pasti kanker ini memang belum diketahui, tetapi ada beberapa hal yang meningkatkan risiko, antara lain pola makan tidak sehat, memiliki radang usus, merokok, serta faktor usia lanjut.

Sebagian besar penderita kanker kolorektal memang berusia di atas 50 tahun, tetapi jumlah pasien yang berusia muda terus meningkat. "Makin banyak pasien saya yang baru berusia pertengahan tiga puluhan," kata Dr.Aru Sudoyo, Sp.PD, ahli hepatologi-onkologi medik dari RS.Medistra Jakarta.

Selain pola makan, aktivitas fisik yang kurang serta faktor genetik akan semakin meningkatkan faktor risiko. Menurut teori para ahli, sebagian besar orang memiliki gen tidur yang bisa menghasilkan sel kanker. Gen ini tetap tidur sampai kemudian diaktifkan oleh penyebab dari luar seperti infeksi, tembakau, bahan polusi di dalam makanan atau udara, sehingga menjadi sel kanker.

Gejala-gejala kanker kolorektal meliputi perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar, perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit tanpa sebab yang jelas), penurunan berat badan meski tidak sedang diet, kelelahan, serta rasa sakit di perut atau bagian belakang.

Menurut Aru, sebagian besar pasien kanker kolorektal datang dalam stadium lanjut atau stadium tiga ke atas. "Sebenarnya cukup banyak yang datang masih dalam stadium satu, tetapi setelah mendapat diagnosa dokter mereka tidak datang lagi karena berobat alternatif. Setelah datang kembali sudah stadium lanjut," katanya.

Deteksi dini sangat penting supaya kanker bisa ditemukan di stadium dini sehingga akhirnya peluang kesembuhan menjadi makin besar.

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker kolorektal, antara lain pemeriksaan tes darah samar pada feses, colok dubur, atau kolonoskopi untuk mengambil contoh jaringan pada polip.

Terapi perawatan kanker kolorektal saat ini terus berkembang. Pilihan terapi berdasarkan pada stadium, posisi, serta ukuran tumornya. Pada kanker di stadium awal tindakan paling umum adalah pembedahan serta kemoterapi untuk memastikan kanker telah hilang dan tak akan muncul lagi. Pada stadium lanjut bisa dilakukan kemoterapi dan terapi sasaran untuk meningkatkan harapan dan kualitas hidup pasien.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com