Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacat Gen dan Pengaruh Lingkungan Pemicu Kanker Anak

Kompas.com - 24/06/2013, 07:10 WIB

Jakarta, Kompas - Penyebab kanker pada anak belum diketahui. Namun, diduga akibat penyimpangan pertumbuhan sel karena ada cacat gen. Selain itu, ada pula pengaruh lingkungan.

Dalam seminar awam tentang Kanker Anak dan Kanker Serviks di RSIA Evasari, Sabtu (22/6), di Jakarta, Guru Besar Divisi Hematologi-Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Djajadiman Gatot mengatakan, pada bayi maupun anak kecil gejala kanker sulit diketahui karena mereka tidak dapat menceritakan keluhannya.

Kanker yang sering dijumpai pada anak ialah kanker darah (leukemia), tumor otak, kanker mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker saraf (neuroblastoma), kanker ginjal, kanker jaringan otot (rabdomiosarkoma), dan kanker tulang.

Kanker pada anak dapat diobati dan potensial disembuhkan terutama bila dikenali sejak dini dan tahapan pengobatan diikuti hingga tuntas. Namun, umumnya pasien datang ke dokter setelah kanker menyebar luas dan tahapan pengobatan tidak dijalani sampai selesai.

Ada beberapa cara mengobati kanker, yakni dengan operasi, kemoterapi, radiologi, dan transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi merupakan pengobatan tunggal untuk leukemia dan limfoma. Kemoterapi juga dilakukan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi serta sesudah operasi untuk membasmi sel tumor.

”Masih banyak orangtua pasien yang keberatan anaknya menjalani kemoterapi karena mendapat informasi yang salah menyangkut efek samping. Padahal, dokter sedapat mungkin meminimalkan efek samping. Kemoterapi masih menjadi tumpuan pengobatan kanker di dunia internasional,” ujar Djajadiman.

Djajadiman memaparkan, jika anak menunjukkan gejala pucat, lesu, dan lemah, demam yang tidak jelas sebabnya, nyeri pada tulang, kelenjar getah bening bengkak, dan perut bengkak patut diwaspadai menderita leukemia.

Jika muncul gejala sakit kepala disertai mual sampai muntah menyemprot, penurunan kesadaran, gangguan berbicara, atau keseimbangan, kelumpuhan, atau kejang patut diwaspadai anak menderita tumor otak.

Direktur RSIA Evasari, Dini Handayani, mengatakan, kanker yang paling banyak diderita pasien anak di tempatnya adalah leukemia. Pengelola rumah sakit membangun ruang pelayanan untuk pasien imunitas rendah. Ruang itu dan ruang perawatan intensif bayi baru lahir menjadi layanan andalan RS itu. (ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com