TANYA :
Dok, hampir tiga tahun ini saya mengalami susah tidur (insomnia). Setiap saya mau tidur seperti ada yang tertahan dipikiran saya, sehingga tetap sadar akan sekitarnya. Dan jika lama saya memejamkan mata, akan muncul pikiran yang tidak pernah saya pikirankan dan bayangkan sebelumnya. Misalnya seperti berpetualang, bertemu teman yang telah lama sekali tidak berjumpa bahkan orang yang telah meninggal, dan timbul sebgaimana cerita dalam film-film. Padahal saya jarang sekali nonton film.
Saya telah beberapa kali berkonsultasi kepada Psikiater dan disarankan untuk rileks dan dikasih obat tidur dan sudah 5 bulan mengkonsumsi obat tidur. Ketika minum obat, saya bisa tidur, tetapi jika tidak saya kembali sulit tidur. Akibatnya saya mengantuk seharian, lemas, dan kurang bergairah, tapi jika dibawa tidur pikiran tidak terkendali dan terbayang apa saja. Apa sebenarnya penyakit saya Dok, dan harus bagaimana mengendalikan pikiran tersebut? Apakah memang ada masalah dengan kejiwaan saya atau ada saraf tertentu yang mempengaruhi?
(Adi, 28, Jakarta)
JAWAB :
Pak Adi yang baik,
Kesulitan tidur atau insomnia itu bisa disebabkan banyak hal. Jika ada pasien yang mengeluh kesulitan tidur, maka biasanya kita akan menanyakan kepada pasien apakah mengalami kondisi medis fisik yang dapat mengganggu tidurnya.
Penyakit diabetes atau kencing manis dan gangguan prostat pada pria bisa membuat sulit tidur karena sering mengalami gejala ingin buang air kecil. Pasien yang mengalami sakit jantung seperti gagal jantung juga sulit tidur karena sering kali merasa sesak napas. Pasien yang mengalami asma atau gangguan paru obstruktif (sumbatan) yang kronis juga bisa kesulitan bernapas dan mengganggu tidurnya.
Pasien yang mengalami nyeri kronis misalnya pada pasien yang mengalami penyakit reumatik dan kanker juga bisa tidak tidur karena sakitnya. Hal ini perlu disingkirkan terlebih dahulu.
Selain itu yang sering menyebabkan tidak bisa tidur adalah gangguan kejiwaan seperti gangguan cemas dan gangguan depresi.
Gejala yang dialami bapak yaitu sulit untuk memulai tidur dan di dalam pikiran sering muncul hal-hal saat menjelang tidur lebih mengindikasikan ke arah gangguan kecemasan.
Pengobatannya yang menyeluruh selain obat untuk membantu tidur dan relaksasi adalah dengan memberikan obat antidepresan untuk menangani keluhan gangguan kecemasannya.
Sering kali pasien yang mengalami insomnia seperti ini bisa membaik gangguan tidurnya bahkan hanya dengan menggunakan antidepresan yang tepat. Jadi tugas pokoknya mengatasi gangguan dasarnya bukan hanya mengobati gejalanya saja.
Semoga jawaban ini bermanfaat.
Salam Sehat Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.