Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, "Gigi Pintar" Pemantau Kebiasaan Makan

Kompas.com - 09/09/2013, 14:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Salah satu alasan berat badan tak kunjung turun, bahkan cenderung bertambah, adalah pola makan yang tidak benar. Sayangnya, tidak semua orang menyadari kesalahan pola makan yang dilakukannya.

Oleh karena itu, peneliti menciptakan "gigi pintar", alat yang menyerupai gigi yang membantu memantau kebiasaan makan. Bahkan alat tersebut dikatakan juga mampu memantau kebiasaan lainnya seperti mengunyah, minum, batuk, dan merokok. Selain itu, "gigi pintar" juga bisa digunakan sebagai alat yang membantu dokter untuk memantau problem pernapasan.

Alat tersebut didesain untuk dapat mendeteksi gerakan rahang yang berbeda-beda, sehingga mampu mengungkap aktivitas apa saja yang dilakukan oleh mulut. "Otak" dari alat ini adalah sensor gerakan kecil yang hanya berukuran sebesar kuku jari.

Para peneliti melibatkan delapan relawan yang dipasang "gigi pintar", bersama kawat tipis yang menghantarkan informasi dari alat ke komputer. Peserta kemudian batuk selama setengah menit, minum air dari botol, mengunyah permen karet, dan membaca dengan suara lantang.

Saat informasi sudah disalurkan ke komputer, alat terbukti mampu memantau secara akurat 94 persen aktivitas yang dilakukan para peserta. Alat temuan National Taiwan University ini diharapkan akan memiliki sambung nirkabel yang menyambung ke komputer atau telepon pintar.

Para peneliti mengatakan, "gigi pintar" bisa dicabut di malam hari saat tidur untuk dibersihkan dan diisi ulang baterei. Keamanan alat juga terjamin, karena menurut para peneliti, alat tidak akan membahayakan kesehatan apabila tertelan.

Menurut mereka, mulut merupakan bagian tubuh yang selalu konsisten digunakan. Banyak aktivitas yang dilakukan dengan mulut seperti makan, minum, berbicara, batuk, bernapas, bahkan merokok.

"Karena mulut merupakan pintu kesehatan manusia, sistem sensor pada mulut dapat dimanfaatkan sebagai alat pemantau kesehatan, seperti pelacak diet," pungkas para peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com