Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Kucing Sakit, Remaja Ini Terinfeksi Virus Langka

Kompas.com - 10/09/2013, 14:01 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com
- Seorang remaja asal Belanda terinfeksi virus langka dari seekor anak kucing sakit yang diselamatkannya dari selokan. Remaja itu mengalami luka besar terbuka dan menghitam (nekrotik) di pergelangan tangannya, dan dibutuhkan waktu berminggu-minggu bagi dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Anak kucing mati keesokan hari setelah diselamatkan. Saat itu, remaja berusia 17 tahun tersebut sedang melakukan perjalanan dari Italia ke Swiss dan menyadari ada luka merah pada pergelangan tangannya yang berangsur-angsur menghitam. Dia juga mengalami benjolan merah pada lengannya yang menjalar hingga ke ketiaknya.

Awalnya, dokter mengira remaja itu terkena infeksi bakteri. Hanya saja, dia tidak kunjung membaik meski sudah diberikan antibiotik. Maka setelah kembali ke Belanda, dia pun kembali ke rumah sakit.

"Saat saya melihat lukanya, saya kira itu hanyalah luka biasa. Maka saya benar-benar terkejut saat melihat borok besar yang menyertainya," ujar Dr Jojanneke Heidema, spesialis penyakit infeksi anak di St. Antonius Ziekenhuis Hospital, Nieuwegein, Belanda.

Heidema mengatakan, borok tersebut tidak seperti jenis borok yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya. Dia pun melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.

Para dokter awalnya mengira borok tersebut disebabkan oleh virus cacar sapi. Infeksi cacar sapi sangat langka dan bahkan sudah tidak pernah ditemui lagi belakangan ini.

Kemudian, mereka pun meminta virolog untuk melakukan pemeriksaan laboratorium guna memastikannya. Beberapa hari setelahnya, hasil laboratorium menunjukkan hasil yang sesuai dengan diagnosa dokter, gadis itu terinfeksi virus cacar sapi.

Gadis itu pun kemudian mendapat pengobatan selama 13 hari. Setelah seminggu, kondisi gadis itu membaik dan luka perlahan tertutup dua bulan kemudian, meski tetap meninggalkan bekas.

"Cacar sapi merupakan penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya, sehingga sebenarnya tidak perlu pengobatan. Sistem imun tubuhlah yang melawan infeksi virusnya," ujar Heidema.

Virus cacar sapi sudah ditemukan sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya pada akhir abad ke-18. Virus ini bahkan terlibat dalam proses awal penemuan vaksin. Adalah Edward Jenner, seorang dokter Inggris, yang menciptakan vaksin virus cacar sapi pertama pada tahun 1796.

Para peneliti mengatakan, selain virus cacar sapi, luka nekrotik juga bisa disebabkan oleh bakteri resisten obat, luka bernanah (abses), dan antraks.

Pada kasus si remaja, dokter mengetahui bahwa awalnya sudah terdapat luka di pergelangan tangannya sebelum menyelamatkan kucing. Menurut dokter, kemungkinan remaja itu terinfeksi virus dari kontak kulit dengan kucing, sapi, atau tikus.

"Kebanyakan penderita cacar sapi terinfeksi virus dari hewan yang sudah lebih dulu terinfeksi. Namun sulit untuk memastikan seberapa sakit kucing tersebut karena dia juga tenggelam," papar Heidema.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com