Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2013, 08:35 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com — Bayi kembar siam biasanya diklasifikasi berdasarkan bagaimana bayi tersebut berdempetan. Banyak cara yang membuat bayi kembar berdempetan, mulai kondisi yang sifatnya umum hingga terbilang langka.

Umumnya, bayi kembar siam berdempetan di bagian dada, sekitar pusar, dasar tulang belakang, panggul, dan kepala. Namun, pada kasus yang terbilang langka, bayi kembar siam juga bisa berdempetan dengan kondisi asimetris.

Artinya, salah satu bayi berukuran lebih kecil atau berbentuk tidak sempurna dibandingkan bayi satunya atau disebut kembar parasit.

Bayi kembar siam yang lahir di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Kamis (19/9/2013) diduga mengalami kondisi yang disebut conjoint twin parasitic atau kembar parasit.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Sub Bagian Humas dan Protokoler RSHS Bandung Teuku Djumalasari memberikan klarifikasi tentang kondisi bayi yang keluar dari dalam mulut bayi. Menurutnya, kondisi tersebut disebut sebagai conjoint twin parasitic.

Bayi dari pasangan Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani (33) tersebut kini tengah mendapatkan perawatan medis di ruangan Neonatal Intensif Care Unit (NICU) RSHS Bandung.

Dalam dunia medis, istilah kembar parasit juga disebut dengan heteropagus twins. Kembar heteropagus ini merupakan kembar identik (monozigotik) yang asimetris, yakni jaringan tubuh salah satu bayi kembar yang cacat sangat tergantung pada tubuh kembarannya (autosite) untuk bertahan hidup. Ketergantungan ini meliputi sistem pembuluh darah (kardiovaskular).

Jumlah kasus kembar heteropagus di dunia terbilang sangat sedikit, yakni diperkirakan hanya sekitar 1 kasus per 1 juta kelahiran hidup. Kasus kembar parasit terjadi ketika salah satu janin bayi kembar berhenti berkembang atau tidak sempurna (cacat), dan menempel pada bayi kembarannya yang berkembang sempurna dan kemudian terlahir.

Salah satu janin bayi kembar yang tidak berkembang disebut parasitik, hanya sebagian organ tubuhnya yang terbentuk, itu pun tidak berfungsi, sehingga menjadi sangat tergantung pada kembarannya.

Kasus kembar parasit pernah tercatat dalam beberapa laporan resmi, tetapi jumlahnya diperkirakan lebih banyak.  Hal ini disebabkan minimnya dokumentasi resmi, khususnya di negara-negara dunia ketiga. Kebanyakan dari bayi kembar parasit dapat bertahan hidup setelah menjalani operasi "penghilangan" kembar parasitnya.

Jenis kembar siam

Dari laman resmi Mayo Clinic disebutkan, kebanyakan bayi kembar siam berdempetan di area dada atau kembar Thoracopagus. Mereka biasanya memiliki satu jantung, lever, dan usus bagian atas.

Area lain bayi kembar berdempetan biasanya terletak di bagian pusar atau Omphalopagus. Kondisi ini membuat dua bayi berbagi satu lever, dan beberapa berbagi fungsi usus halus dan usus besar.

Tipe bayi kembar siam lainnya adalah yang berdempetan di tulang belakang atau Pygopagus. Biasanya mereka saling membelakangi. Beberapa bayi kembar dengan kondisi ini harus berbagi saluran cerna, alat kelamin, dan organ kemih.

Kembar siam yang juga umum adalah Ischiopagus, mereka berdempetan di bagian panggul. Seperti Pygopagus, kembar dengan kondisi Ischiopagus juga harus berbagi saluran cerna, selain lever, organ kemih, juga alat kelamin.

Masing-masing bisa memiliki kaki, tetapi di beberapa kasus juga ditemui kembar dempet di bagian panggul hanya memiliki satu pasang kaki. Pada kondisi yang terbilang langka, kaki kembar ini bahkan bisa menyatu.

Kondisi kembar siam yang juga umum ditemukan adalah berdempetan di bagian kepala atau Craniopagus. Mereka berbagi porsi tempurung kepala dan kemungkinan jaringan otak. Kondisi kembar seperti ini juga memungkinkan mereka untuk berbagi otak korteks atau bagian dari otak yang memainkan peran sentral dalam memori, bahasa, dan persepsi.

Kembar siam terjadi ketika sebagian embrio awal memisahkan diri dan membentuk dua individu. Meskipun dua janin akan berkembang dari embrio ini, mereka akan tetap terhubung secara fisik. Kembar siam juga dapat berbagi satu atau lebih organ internal.

Pada ibu hamil, tidak ada tanda spesifik atau gejala yang mengindikasikan ia mengandung bayi kembar atau tidak. Namun, pada kehamilan bayi kembar, ukuran rahim berkembang lebih cepat dari yang semestinya. Ibu yang mengandung bayi kembar juga biasanya lebih sering merasa lelah, mual, dan muntah di awal kehamilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau