Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2013, 17:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com- Seiring bertambahnya usia, tubuh biasanya semakin melemah dan rentan terkena penyakit.

Itulah yang membuat orang berusia lanjut kerap diberikan banyak obat guna menjaganya tetap sehat dan produktif.

Hanya saja, banyak mengonsumsi obat (polifarmasi) tidaklah selalu aman, bahkan dapat menimbulkan kontraindikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Psikogeriatri Indonesia (API) dr Martina Wiwik Setiawan, SpKJ menekankan perlunya penanganan terpadu bagi orang usia lanjut yang melibatkan banyak ahli sekaligus.

"Lansia perlu mendapatkan penanganan dari tim dokter, bukan pergi ke satu dokter untuk penyakit tertentu, lantas kemudian pergi lagi ke dokter lainnya untuk penyakit lainnya," ujarnya pada diskusi kesehatan jiwa, Selasa (8/10/2013) di Jakarta.

Martina mengatakan, lansia umumnya mengalami penurunan kesehatan sehingga lebih mudah terkena penyakit. Maka wajar jika mereka umumnya sering berobat dan menerima banyak resep obat.

Seorang lansia, imbuh dia, bahkan bisa saja mengonsumsi 10 jenis obat dalam satu periode waktu. Hal ini tentu saja berbahaya karena organ-organ lain yang tidak sakit mungkin saja terkena dampaknya.

Menurut Martina, penyebab utama lansia menerima banyak resep obat adalah pergi ke banyak dokter sekaligus. "Padahal jika ditangani tim dokter terpadu, lansia tidak perlu diberi obat banyak-banyak. Ini karena tim sudah tahu riwayat dari pasien sehingga dapat meminimalisasi jenis obat yang diberikan," tegasnya.

Tim dokter terpadu, jelas dia, sekurang-kurangnya terdiri dari ahli rehabilitasi, geriatri, psikiatri, dan gizi. Selain itu, tim bisa juga ditambah neurologi, penyakit dalam, dan disiplin ilmu lain yang berkenaan dengan keadaan pasien.

Semakin tingginya harapan hidup seseorang dalam suatu populasi artinya semakin banyak juga orang usia lanjut dalam populasi tersebut. Keadaan tersebut juga diprediksikan akan terjadi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan memprediksikan, jumlah lansia di Indonesia tahun 2025 akan meningkat dua kali lipat dibandingkan jumlah lansia di tahun 2000. Sementara pada tahun 2050, lonjakan lansia akan mencapai tiga kali lipatnya.

Umur harapan hidup di tahun 2014 diprediksi rata-rata akan mencapai 72 tahun. Lebih tua beberapa tahun dari tahun 2009 yang hanya 70,6 tahun, dan tahun 2004 yang hanya 66,2 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com