Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penghargaan Nobel Kedokteran Paling Revolusioner

Kompas.com - 09/10/2013, 16:55 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com —
Penghargaan Nobel di bidang ilmu fisiologi atau kedokteran diberikan pada Senin (7/10/2013) lalu kepada tim peneliti yang menemukan transportasi molekul sel tubuh. Tim peneliti tersebut terdiri dari peneliti asal Amerika Serikat James E Rothman dan Randy W Schekman, serta peneliti Jerman-Amerika Thomas C Sudhof.

Inti dari penelitian mereka adalah pada gelembung kecil di dalam sel yang disebut vesikel, yang menggerakkan hormon dan molekul di dalam sel dan kadang keluar sel, seperti ketika insulin dilepaskan ke aliran darah. Gangguan pada sistem ini akan berkontribusi pada terpicunya penyakit diabetes, saraf, dan kekebalan tubuh.

Penelitian ini diyakini akan sangat membantu para dokter mendiagnosis keparahan epilepsi dan penurunan kekebalan pada anak. Penelitian tentang otak dan berbagai penyakit saraf juga terbantu hasil penelitian tiga orang ini. Bagi produsen biotek, penelitian mereka bertiga membantu lahirnya pompa ragi yang mendorong keluar sejumlah besar protein bermanfaat seperti insulin.

Sejak penghargaan tersebut dimulai pada tahun 1901, komite Nobel telah memberikan 104 penghargaan di bidang kedokteran pada 204 orang. Berikut beberapa penghargaan yang paling banyak diingat.

1. Pengobatan difteri dan tetanus

Penghargaan Nobel pertama di bidang kedokteran atau fisiologi diberikan pada tahun 1901 kepada peneliti Jerman Emil von Behring. Saat itu, Behring menemukan terapi serum, metode untuk mengobati penyakit dengan menyuntikkan serum darah dari sistem imun binatang.

Secara khusus, Komite Nobel memberikan penghargaan kepada Behring lantaran terapi serum yang ditemukannya dapat mengobati penyakit pernapasan difteri dan infeksi sistem saraf tetanus.

2. Heliks ganda

James Watson, Francis Crick, dan Maurice Wilkins menerima penghargaan Nobel di tahun 1962 atas penemuan struktur asam deoksiribonukleat atau yang dikenal dengan DNA. Rosalind Franklin, peneliti yang menggunakan metode kristalografi sinar X untuk memecahkan struktur DNA meninggal di tahun 1958 sehingga tidak ikut menerima penghargaan. Hal ini karena penghargaan Nobel tidak diberikan kepada orang yang sudah meninggal.

3. Penisilin

Penemuan antibiotik penisilin di tahun 1928 oleh ahli biologi asal Skotlandia Alexander Fleming mendapatkan penghargaan Nobel di tahun 1945. Dia mendapat penghargaan bersama ahli biokimia asal Inggris Ernst Boris Chain dan ahli patologi asal Australia Sir Howard Walter Florey.

Penisilin saat itu dikenal untuk efek kuratifnya pada banyak penyakit penular. Penisilin merupakan turunan dari fungi Penicillium dan dapat mengobati infeksi bakteri. Penisilin telah menyelamatkan tentara perang yang tak terhitung jumlahnya selama Perang Dunia II.

4. Gen lompat

Ahli gen sel Barbara McClintock menerima penghargaan Nobel di tahun 1983 untuk penemuan transopon genetika atau urutan DNA yang dapat mengubah posisi mereka pada genom. McClintock menjadi salah satu dari 10 wanita yang memenangkan penghargaan Nobel.

5. Fertilisasi in vitro

Penghargaan Nobel bidang kedokteran di tahun 2010 diberikan kepada pakar fisiologi asal Inggris, Robert Edwards, atas penemuan teknik terapi kesuburan atau fertilisasi in vitro (IVF). Teknik tersebut merupakan proses fertilisasi yang dilakukan di luar tubuh manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com