Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2013, 14:42 WIB
Wardah Fajri

Penulis


KOMPAS.com
- Data Pusat Kanker Nasional Rumah Sakit Kanker Dharmais mengungkapkan, pasien kanker paru yang menjalani terapi rata-rata memiliki Masa Tengah Tahan Hidup (median survival) selama 16 bulan, dan Tahan Hidup Keseluruhan (overall survival) selama 22 bulan. Sementara untuk penderita kanker paru tanpa terapi, MTTH selama enam bulan, dan TTH 10 bulan.  

"Dari 100 penderita kanker paru, 50 persennya memiliki MTTH enam bulan untuk penderita tanpa terapi, atau MTTH 16 bulan untuk pasien dengan terapi," ungkap spesialis paru dr Arif R Hanafi, SpP dari RS Kanker Dharmais di sela seminar ilmiah di Jakarta, Sabtu (19/10/2013).

Kanker paru merupakan salah satu penyakit yang dapat merenggut nyawa dalam hitungan bulan. Meski tak secepat kanker pankreas, penderita kanker paru juga memiliki peluang hidup yang kecil.

Prof Dr Anwar Jusuf, SpP(K) menerangkan, kanker punya perangai berbeda. Respons terhadap pengobatan juga berbeda.

"Kanker pankreas paling sulit merespons pengobatan. Kanker paru juga termasuk yang tidak begitu responsif," ungkapnya.

Meski obat-obatan untuk terapi kanker paru terus dikembangkan, termasuk obat terkini dengan harganya yang tinggi, tingkat respons pasien kanker paru masih rendah.

Prof Anwar mengatakan, terapi kanker paru hanya bisa menghasilkan 25-30 persen masa tahan hidup satu tahun. Ia menambahkan peluang hidup lima tahun juga rendah.

Rendahnya peluang hidup disebabkan oleh tingginya kemampuan sel kanker berkembang. Hingga kini, belum ada obat yang manjur untuk mengejar cepatnya pembelahan sel.

"Kemoterapi atau targeted therapy memberi kesempatan hidup walau 20-30 persen. Yang paling bagus dibedah," ungkap Prof Anwar.

Meski begitu, lanjutnya, peluang hidup 1-2 tahun masih tetap ada. Apalagi jika orang yang berpotensi kanker paru melakukan deteksi dini. Seperti perokok, utamanya perempuan perokok yang mulai mengalami peningkatan.

"Deteksi dini dengan rontgen atau teknik khusus bisa menemukan sel kanker dengan berbagai cara," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com