Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2013, 19:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Pada setiap tren gaya hidup untuk kesehatan atau kebugaran, sebaiknya ada peringatan "tidak selalu cocok bagi setiap orang". Pasalnya, ada beberapa tren yang justru berdampak negatif bagi penganutnya, misalnya risiko kekurangan nutrisi dan terkulai lemah di tempat tidur.

Nah, agar tidak terjebak dalam tren semata, ada baiknya Anda menggali sebanyak-banyaknya informasi mengenai suatu metode sebelum menjalaninya. Berikut lima tren kebugaran dan kesehatan yang mungkin belum tentu cocok untuk Anda.

1. Diet Bebas Gluten
Diet bebas gluten dapat menyehatkan bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya. Namun menurut Desiree Nielsen, ahli gizi dari Amerika Serikat, metode ini sebenarnya tidak harus dilakukan bagi mereka yang tidak alergi terhadap gluten.

Karena itu, Nielsen menyarankan agar melakukan tes alergi terlebih dahulu sebelum memulai metode diet ini. Namun ingat, tes tidak akan memberikan hasil positif ketika Anda sedang melakukan diet bebas gluten.

2. Lari lumpur
Terinsipirasi latihan militer, lari lumpur pun menjadi tren untuk memperoleh tubuh yang bugar. Lari ini juga melibatkan tantangan seperti memanjat ataupun merangkak sehingga dapat melatih banyak otot sekaligus.

Masalahnya, medan lumpur dapat sangat membahayakan. Pasalnya, lumpur dapat membuat permukaan menjadi licin sehingga dengan mudah Anda bisa kehilangan keseimbangan dan terjatuh saat tengah melakukan aktivitas tersebut. Itulah mengapa, risiko cedera dari aktivitas ini sangat tinggi.

3. Diet "raw food"
Diet makanan mentah atau "raw food" menentang proses memasak karena dapat merusak enzim, vitamin, dan mineral yang ada dalam makanan. Namun menurut Nielsen, asam lambung pun secara alami dapat merusak enzim dari makanan. Serta, ada beberapa nutrisi yang sebenarnya lebih mudah dicerna dengan proses pemasakan terlebih dahulu, seperti karoten pada wortel.

4. CrossFit
Keamanan latihan CrossFit sebetulnya terjamin, pasalnya kecepatan dan intensitas latihan bergantung pada individu yang menjalaninya. Lingkungan sosial yang kondusif dalam latihan ini dapat memotivasi, namun di lain sisi, hal ini bisa juga membuat tertekan. Karena itu, pelaku CrossFit pun melakukan porsi latihan yang berlebihan dari yang seharusnya mereka lakukan.

Maka untuk mendapatkan manfaat dari latihan ini, pastikan Anda mengetahui seberapa jauh kemampuan Anda. Ikutilah juga kelas kecil dengan kemampuan rata-rata peserta yang setara dengan Anda, sehingga tekanan untuk melakukan porsi latihan yang berlebihan cenderung berkurang.

5. Diet detoks
Tubuh memiliki mekanisme pembuangan racun-racun dari makanan. Namun mekanisme tersebut dinilai tidak cukup untuk membuang residu racun sehingga dibutuhkanlah diet detoks. Masalahnya, menurut Nielsen, diet detoks juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan.

Dalam diet detoks juga terdapat keharusan untuk mengeliminasi alkohol dan junk food, tetapi diet tersebut juga mengharuskan untuk meniadakan makanan yang bernutrisi dan memiliki efek "pembersihan" seperti brokoli atau kale.

"Melakukan metode diet detoks selama satu atau dua minggu saja dalam setahun juga tidak bisa terlalu memberikan manfaat pembersihan seperti yang dijanjikan," kata Nielsen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com