Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2013, 10:18 WIB
dr. Frans Liwang

Penulis

Sumber Kompasiana


KOMPAS.com -
Hidup sehat di masa kini rasanya sudah tidak cukup. Kita juga perlu mengupayakan pencegahan agar terhindar dari penyakit di masa mendatang. Penyakit yang dimaksud bukan sebatas infeksi kuman atau serangan jantung, melainkan dalam aspek yang lebih menyeluruh, seperti pikun (demensia), keropos tulang (osteoporosis), dan segelintir masalah-masalah akibat penuaan. Saya yakin, kita sekalian menginginkan badan sehat, bugar, dan lancar menjalankan aktivitas sehari-hari hingga lanjut usia nanti, bukan?

Sering muncul pertanyaan, “suplemen apakah yang baik untuk kesehatan? Sekarang ini saya sehat, tidak sedang mengalami penyakit apa pun, tapi ingin agar daya tahan tubuh tetap terjaga dan fit hingga usia tua”. Pertanyaan itu akhirnya dijawab oleh Dr. Mehmet Oz, seorang ahli bedah jantung yang sering tampil di acara televisi. Setidaknya, ia membeberkan suplemen yang juga dikonsumsinya selama ini.

Menurut Dr. Oz, ada 4 suplemen yang perlu dikonsumsi agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Pertama ialah multivitamin. Kedua ialah vitamin D, karena multivitamin yang ada saat ini kebanyakan tidak menyertakan vitamin D di dalamnya. Bila multivitamin sudah menyertakan vitamin D, maka tidak diperlukan lagi ekstra vitamin D.

Berikutnya ialah omega-3 atau minyak ikan. Dan yang terakhir adalah kalsium dan magnesium. Empat suplemen tersebut sering juga disebut Dr. Oz Ultimate Supplements.

Mari kita bahas apakah 4 suplemen tersebut memang penting dan bermanfaat untuk jangka panjang? Dan apakah kita, yang notabene orang Indonesia, juga perlu mengomsumsi suplemen tersebut? Berikut ulasannya.

Perlukah Multivitamin Selamanya?

Patut diketahui bersama bahwa sejatinya suplemen itu benar-benar dibutuhkan apabila tubuh mengalami kekurangan (defisiensi). Kekurangan vitamin C, maka konsumsilah ekstra vitamin C. Jadi teoritis suplementasi (di atas dosis kebutuhan) tidak diperlukan. Fakta ini memang masih kontroversi hingga sekarang, bahkan di tengah kalangan dokter dan peneliti sekalipun.

Telah banyak studi yang mencoba membuktikan dan mencari fakta sebenarnya. Salah satu jawaban yang terbaik datang dari American Journal of Clinical Nutrition (Am J Clin Nutr) tahun 2013 ini. Penelitian tersebut merupakan meta-analisis yang menilai puluhan studi besar yang telah ada. Dalam hirearki literatur kedokteran, meta-analisis adalah bentuk metode yang paling tinggi bobotnya.

Studi tersebut mencoba melihat, apakah suplementasi multivitamin dan multimineral pada orang sehat dapat memberikan manfaat yang berarti, bila ditinjau dari sudut kematian (mortalitas)? Bila benar bermanfaat, maka setiap orang (sehat maupun sakit) perlu mengonsumsi multivitamin. Namun tak ayal hasilnya kurang memuaskan. Ternyata, tidak ada perbedaan antara konsumen vitamin dengan kelompok yang tidak mengonsumsi suplemen.

Vitamin D dan Kalsium

Seyogyanya, vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium. Dan seperti yang marak diberitakan, kalsium adalah komponen penting (bahan baku) penyusun tulang. Konsumsi kalsium secara tepat sangat bermanfaat untuk mencegah keropos tulang di kemudian hari. Jadi secara logika, kombinasi vitamin D-kalsium, bahkan dengan magnesium, akan sangat bermanfaat.

Dr. Oz juga mengatakan bahwa konsumsi vitamin D dan kalsium sangat perlu, terutama bagi populasi negara barat yang kurang terpapar sinar matahari. Alasan ini mungkin dapat dibenarkan, mengingat angka kadar vitamin D rendah (insufisiensi) untuk individu negara Barat cukup tinggi.

Istilah “insufisiensi” digunakan untuk mendeskripsikan tahap antara normal dan defisiensi. Namun, akhir-akhir banyak studi yang melaporkan kaitan berbagai penyakit, baik pada anak, dewasa, atau usia lanjut, pada kondisi insufisiensi vitamin D ini.

Alasan kedua, semakin tua usia seseorang, maka memang terjadi penurunan kadar vitamin D ini. Proses penuaan melibatkan penurunan fungsi sistem organ (kulit, pencernaan, hati, dan ginjal) yang mengatur metabolisme vitamin D. Dan di negara maju, yang notabene memiliki sarana-prasarana kesehatan sangat baik, porsi kelompok usia lanjut (≥65 tahun) menjadi sangat banyak. Bahkan, ada negara yang diprediksikan penduduk usia lanjutnya akan lebih banyak ketimbang kelompok usia muda.

Konsumsi vitamin D sebenarnya telah banyak diteliti dan terbukti memberikan efek positif lain untuk segelintir penyakit, seperti jantung, kanker, dan penyakit degeneratif. Pada orang tua yang sering mengalami keropos tulang, konsumsi vitamin D telah terbukti mampu menguatkan tulang dan otot sehingga mengurangi angka kejadian jatuh (fall) dan patah tulang (fracture).

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com