Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2013, 10:01 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
- Penelitian mengindikasikan, buruknya kesehatan oral seperti gigi tanggal dan gusi berdarah dapat menjadi isyarat adanya penurunan kemampuan berpikir. Gejala ini terutama terjadi pada kalangan usia menengah.

Indikasi tersebut diungkapkan oleh para ahli dari University of North Carolina, Chapel Hill, melalui data analisis uji kemampuan daya ingat dan berpikir antara tahun 1996-1998. Riset juga menganalisis data penyakit gigi dan gusi pada 6.000 wanita dan pria berusia 45-64 tahun.

"Kami ingin melihat kecenderungan orang dengan kesehatan gigi buruk, yang mengalami penurunan fungsi kognitif. Fungsi ini terkait hal teknis seperti mengingat dan mengatur kata serta angka," kata Gary Slade, peneliti yang juga profesor pada Department of Dental Ecology University of North Carolina.

Data penelitian menunjukkan, sebanyak 13 persen responden tidak lagi memiliki gigi alami. Pada orang yang masih memiliki gigi alami, sekitar seperlimanya memiliki kurang dari 20 gigi. Sementara sekitar 12 persen memiliki kasus pendarahan gusi parah dan lubang gigi yang dalam.

Slade menemukan, nilai uji memori dan berpikir semakin rendah sesuai jumlah gigi yang hilang. Uji memori dan berfikir di antaranya mengingat kata, angka, dan kelancaran pengucapan.

Fungsi kognitif orang yang giginya masih komplit lebih baik dibanding yang giginya sudah tanggal satu persatu. Hal serupa juga dialami orang yang memiliki gigi sakit lebih sedikit. Kondisi ini ternyata juga dialami orang dengan penyakit gusi.

Menurut peneliti, sampai saat ini belum jelas kejadian mana yang menjadi pemicu. Apakah gigi tanggal yang mengurangi fungsi kognitif atau sebaliknya. Yang jelas kesehatan gigi dan gusi mempengaruhi fungsi kognitif seseorang.

"Kesehatan gigi yang buruk merupakan cerminan pola makan yang tidak baik. Akibatnya otak kekurangan nutrisi, misalnya antioksidan, yang mencegah penurunan fungsi kognitif. Namun bisa juga kesehatan gigi yang buruk menyebabkan seseorang menghindari makanan tertentu. Akibatnya adalah terjadi penurunan fungsi kognitif," kata Slade.

Selain buruknya kesehatan gigi, kondisi gusi juga bisa menjadi pemicu turunnya fungsi kognitif. Gangguan ini tidak hanya menyebabkan luka pada gusi, tapi juga pada area lain melalui sistem sirkulasi. Luka inilah yang kemudian mempengaruhi kemamouan kognitif.

"Bila fokus pada apa yang sebenarnya menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan bagaimana memonitornya, maka kesehatan gigi yang buruk bisa menjadi inidikasi. Kesehatan gigi jelas menjadi faktor yang wajib diwaspadai," kata Slade.

Hasil riset ini disambut positif asisten profesor pada bidang neurologi di Washington University, Catherine Roe. Menurutnya hasil penelitian ini mencengangkan.

"Kesehatan oral memang tidak berbicara luas sebagai faktor risiko untuk penurunan fungsi kognitif. Namun melalui riset ini kita bisa melihat adanya hubungan antar kesehatan oral dan fungsi kognitif. Bisa saja luka sistemik menyebabkan efek pada kesehatan oral dan kognitif, seperti yang tertulis dalam paper," kata Roe.

Selain itu Roe mengatakan, riset ini membuka kemungkinan adanya gen tertentu yang memicu kesehatan oral dan fungsi kognitif. Meski begitu, bisa saja penurunan fungsi kognitif tidak lebih dikarenakan kurang peduli pada kesehatan oralnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com