Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2013, 12:07 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu tanda buruknya keamanan pangan, termasuk di rumah tangga, adalah terjadinya kontaminasi bahan pangan. Perilaku sederhana di rumah bisa menyelamatkan keluarga dari efek samping akibat kontaminasi antar-makanan seperti risiko keracunan pangan yang memicu berbagai penyakit.

Keracunan pangan tidak hanya terjadi pada perseorangan, tapi juga bisa terjadi dalam skala besar atau masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). WHO mendefenisikan KLB keracunan pangan atau foodborne disease outbreak sebagai kejadian di mana terdapat dua orang atau lebih menderita sakit setelah mengonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. Sementara di Indonesia, KLB seringkali terjadi sangat mendadak, mengena banyak orang, dan dapat menimbulkan kematian.

Dalam paparannya di kegiatan seminar Chefmanship Academy, Chairunnisa, Kasubdit Inspeksi Produksi dan Peredaran Pangan, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan BPOM menyebutkan KLB keracunan pangan pada 2012 paling banyak terjadi pada pangan jajanan, pangan jasa boga dan masakan rumah tangga.

Sumber makanan yang disebut BPOM sebagai Pangan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) ini kebanyakan tercemar mikroba, 66 persen pada 2012 dan mengalami peningkatan menjadi 76 persen pada 2013. "Pangan TMS karena pencemaran bahan kimia seperti boraks justru kecil," ungkapnya di Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Sementara data BPOM pada 2011 menunjukkan terjadi 128 KLB keracunan pangan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 38 KLB atau 29,69 persen diakibatkan cemaran mikroba, sedangkan 19 KLB atau 14,84 persen akibat cemaran bahan kimia.

Mundur ke beberapa tahun sebelumnya, data BPOM pada 2004 menunjukkan 152 kasus wabah keracunan makanan yang terlaporkan menyebabkan 45 korban mematikan. Keracunan makanan menyebabkan penyakit lambung dan diare akut. Data 2009 menyebutkan, Indonesia masih menjadi negara 10 tertinggi pasien diare yang akhirnya meninggal.

Berbagai risiko akibat rendahnya keamanan pangan ini sebenarnya bisa dicegah. Chef Vindex Tengker, Brand Ambassador Unilever Food Solutions mengatakan perubahan perilaku dalam mengolah makanan menjadi penting, terutama menjadi perhatian para operator baik di hotel, restoran, kafetaria.

Vindex merangkum lima langkah mudah keamanan pangan sebagai bentuk pencegahan terjadinya risiko kesehatan. Salah satu langkahnya adalah memisahkan pangan mentah dari pangan matang untuk menghindari kontaminasi antar-makanan.

Penyebab kontaminasi antar-makanan di antaranya:
* Daging, ikan, unggas mentah tidak dipisahkan dari makanan matang atau siap saji.
* Tidak ada peralatan yang tersendiri bagi persiapan setiap jenis produk makanan.
* Penggunaan peralatan, perlengkapan, dan alas/permukaan yang kotor dan tidak tersanitasi.
* Tidak ada serbet terpisah bagi setiap area pekerjaan.

Agar terhindari dari kontaminasi antar-makanan, sebaiknya bedakan talenan dan serbet dengan warna berbeda. Gunakan alas memotong yang berbeda untuk makanan mentah dan siap saji. Bersihkan alas memotong sebelum dan setelah dipakai atau paling tidak setiap dua jam. Segera ganti alas memotong yang sudah usang. Beberapa cara sederhana ini dapat mencegah kontaminasi bahan pangan yang menimbulkan risiko kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com