Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2014, 10:50 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com
 — Periksa kehamilan merupakan hal yang sangat esensial dilakukan saat hamil. Ini penting karena pemeriksaan tersebut diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, baik ibu maupun janinnya. Artinya, periksa kehamilan termasuk salah satu faktor yang penting dalam mengurangi angka kematian ibu maupun bayi.

Sayangnya, tidak semua tempat pemeriksaan kehamilan memiliki kualitas yang baik sehingga tidak cukup untuk menunjang kesehatan ibu. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dwiana Ocviyanti, untuk mengetahui apakah tempat periksa kehamilan baik atau tidak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Paling tidak, untuk menentukan tempat periksa hamil baik atau tidak, paling tidak ada tiga hal yang harus ada," kata Dwiana saat ditemui dalam acara Nutritalk Sarihusada beberapa hari lalu di Jakarta.

Pertama, berat badan ibu harus diukur dan dijelaskan. Ini penting karena peningkatan berat badan saat hamil merupakan salah satu indikator dari kehamilan yang sehat. Peningkatan berat badannya harus sesuai dengan rekomendasi per trimesternya.

Untuk ibu dengan indeks massa tubuh (IMT) normal, yaitu antara 19-24,9, peningkatan berat badan normal hingga trimester ketiga adalah 12,7-18,2 kilogram. Pada trimester pertama, kenaikan berat badan sebaiknya 0,5-2,5 kg, setelah itu diikuti dengan kenaikan berat 0,5 kg per minggu.

Namun, rekomendasi kenaikan berat badan tersebut tidak sama pada semua ibu hamil, tergantung dari IMT sebelum hamil. Maka, menurut Dwiana, dokter atau bidan yang memeriksa kehamilan perlu menjelaskan hal ini supaya tidak terjadi kenaikan berat badan yang berlebihan ataupun kurang dari rekomendasi.

Kedua, dokter atau bidan perlu memeriksa tekanan darah dan menjelaskannya. Dwiana menjelaskan, tekanan darah pada ibu hamil berbeda dengan tekanan darah saat tidak hamil. Saat hamil, tekanan darah harusnya normal atau malah lebih rendah. Ini karena tubuh ibu hamil secara alami akan mengencerkan dan menambah volume darahnya.

Alasannya, darah dengan jumlah yang lebih banyak dan encer bisa lebih mudah mendistribusikan oksigen dan nutrisi pada janin. Selain itu, penambahan volume darah juga dibutuhkan untuk persiapan persalinan.

"Jika tidak begitu, ibu hamil berisiko untuk mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada hamil dan kelebihan kadar protein pada urine," jelas Dwiana.

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil ialah jika angkanya di atas 130/90. Sementara tekanan darah yang normal ialah 120/80. Bila tekanan darah di atas usia kehamilan 20 minggu tinggi, dapat dicurigai ibu hamil mengalami preeklamsia.

Ketiga, dokter perlu menjelaskan risiko-risiko kehamilan dan cara untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. "Ini penting dilakukan baik pada ibu yang baru kehamilan pertama, kedua, ketiga, bahkan yang sudah berkali-kali hamil. Jangan merasa semakin sering hamil semakin piawai, justru risikonya lebih tinggi. Dokter perlu menjelaskan ini," tutur Dwiana.

Maka, menurut dia, 10-15 menit adalah waktu yang ideal saat periksa hamil. Pemeriksaan, kata dia, tidak bisa dilakukan hanya lima menit karena penjelasan justru adalah hal yang penting dan tidak bisa dalam waktu yang sangat singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com