Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2014, 15:11 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
- Kanker sebetulnya tak jauh berbeda dengan penyakit lain. Dengan pengobatan teratur dan menuruti saran dokter,  kanker sebenarnya dapat dikendalikan. Selanjutnya, pasien akan hidup sehat dan mampu melewati masa survivalnya.
 
Sayangnya, tak semua pasien kanker berani menghadapi kenyataan tersebut. Kanker bahkan dirasa sebagai vonis mati sehingga tidak melakukan upaya maksimal untuk kesembuhannya.
 
"Kanker tidak perlu dihadapi dengan ketakutan. Kalau memang sudah ketahuan maka secepatnya berobat, sehingga kondisi pasien bisa cepat membaik," kata onkolog senior dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), H.M.Djakaria pada jumpa pers memperingati World Cancer Day pada Senin (3/2/2014) di Jakarta.
 
Ketakutan ini bahkan sudah muncul saat mulai muncul benjolan di tubuh. Padahal, hanya 10-15 persen benjolan pada tubuh yang merupakan kanker. Tentunya untuk mengetahui kanker atau bukan pasien harus berkonsultasi dan menjalani diagnosa dokter. Bila sudah pasti, pasien harus menjalani pengobatan sesuai jenis kanker yang diderita. 
 
"Pengobatan kanker sangat banyak jenisnya dan perlu waktu sebelum membaik. Pengobatan akan efektif bila sesuai jenis kanker yang diderita. Apalagi, satu pengobatan tidak berlaku untuk semua jenis kanker," jelas Djakaria.
 
Ketakutan pada kanker sering berakibat negatif, salah satunya keengganan berobat pada jalur yang sudah terbukti dan teruji. Pasien lebih memilih pengobatan alternatif dan herbal yang efek dan kualitasnya belum teruji. Hal ini biasanya juga dilakukan karena tertarik pada janji kualitas dan hasil yang baik.
 
Padahal, pengobatan yang dilakukan bukan ahlinya memicu risiko lebih besar untuk pasien. Apalagi bila pengobatan dilakukan tanpa proses diagnosa yang benar. Akibatnya alih-alih mengobati, pengobatan yang tidak evidence based justru memacu pertumbuhan sel kanker.
 
"Bagaimana bisa efektif kalau lokasi dan kondisi sel kanker tidak diketahui. Proses diagnosa yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Diagnosa juga menjamin efektivitas pengobatan kanker," kata ahli kanker dari RSCM, Soehartati Gondhowiarjo.
 
Proses diagnosa ini ternyata menjadi salah satu yang ditakutkan pasien. Soehartati mencontohkan biopsi dengan jarum halus, yang ditakutkan memacu pertumbuhan kanker. Padahal, tusukan jarum tersebut untuk mengetahui apakah sel tersebut betul kanker, tentunya lokasi penusukan sudah ditentukan terlebih dulu dalam proses diagnosa. Tusukan tersebut tidak memicu pertumbuhan sel kanker.
 
Ketakutan inilah yang coba dihapus dalam peringatan World Cancer Day yang akan dilaksanakan pada Selasa (4/1/2014). Dalam peringatan bertema Debunk The Myth tersebut, para dokter akan membagikan buku kecil terkait penanganan kanker. Lewat aksi yang akan dilakukan di area Bundaran Senayan, Tugu Tani, dan RSCM, diharapkan masyarakat tak lagi takut dan mempercayai berbagai mitos terkait kanker.
 
"Saya berharap masyarakat tak lagi khawatir atau takut menghadapi kanker. Bila merasa ada benjolan atau gejala yang tidak biasa, segera ke dokter untuk mendapat penanganan. Penanganan yang cepat dan tepat akan berdampak positif bagi pasien," kata Soehartati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com