Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2014, 09:18 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com– Tak ubahnya penyakit lain, kanker masih dipandang sangat menakutkan. Vonis kanker tak ubahnya hukuman mati bagi para penderitanya. Akibatnya beberapa penderita menyerah dan tak melakukan pengobatan yang tepat.
 
Memang tak dapat dipungkiri kanker adalah penyakit mematikan. Penyakit yang ditemukan pada 2008 ini telah membawa kematian bagi 7,8 juta dan merusak hidup 12,7 penduduk dunia. Meski begitu kanker bukannya tidak bisa dihindari. Penderita kanker bahkan bisa mengelola penyakitnya, bila melakukan pengobatan dan saran medis yang benar.
 
Masyarakat bisa melakukan pencegahan dan pengelolaan asal, tidak percaya pada 4 mitos umum yang beredar terkait kanker.
 
“Mitos ini seperti membatasi upaya untuk mencegah dan melawan kanker. Masyarakat tidak boleh mempercayai mitos jika ingin hidup sehat,” kata ahli onkologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Soehartati Gondhowiardjo, pada konferensi pers World Cancer Day di Jakarta, Senin (3/2/2014).
 
Empat mitos ini menjadi tema utama peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada Selasa (4/2/2014).  Berikut penjelasannya,
 
1. Tak perlu membicarakan kanker
 
Menurut Soehartati, sebagian masyarakat masih menganggap kanker adalah hal yang tabu. Anggapan tersebut menyebabkan penderita kanker masih mengalami diskriminasi dan stigma yang merugikan. Mitos ini jelas menghambat berbagai upaya pencegahan kanker, karena tak pernah dibicarakan dengan tuntas.
 
“Mitos ini jelas merugikan. Tanpa adanya kemauan berbicara dan keterbukaan upaya pencegahan, deteksi dini, dan penyebaran informasi sulit dilakukan. Masyarakat tak boleh lagi percaya mitos, sehingga bisa mencegah dan mengelola kanker dengan tepat,” kata Soehartati.
 
2. Kanker tak memiliki tanda dan gejala
 
Meski kanker tidak timbul dengan cepat namun penyakit ini jelas memiliki gejala. Gejala ini bisa sangat awal diketahui penderitanya bila rutin melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini sekaligus tindak awal mencegah dan mengelola kanker.
 
“Gejala tiap kanker bersifat khas dan hampir ada pada semua jenisnya. Penderita bisa mengetahui bila rutin dan teliti memperhatikan tubuhnya. Melalui deteksi dini, masyarakat bisa tahu gejala awal kanker sedini mungkin,” ujar Soehartati.
 
3. Tak ada yang bisa dilakukan
 
Mitos ini biasa menghinggapi penderita kanker maupun masyarakat umum. Anggapan kanker adalah penyakit yang menakutkan menimbulkan rasa menyerah dan pasrah. Akibatnya, tidak timbul upaya maksimal untuk mencegah dan mengelola kanker.
 
Hal tersebut tentu saja tidak benar. “Kita dapat mencegah dan mengelola kanker dari level individu, komunitas, dan pembuat kebijakan. Dengan upaya maksimal kanker tentu bisa ditangani dengan baik, terutama kanker payudara, serviks, dan nasofaring yang memiliki penderita terbanyak,” tutur Soehartati.
 
4. Tak punya hak dalam pengobatan kanker
 
Mitos ini timbul karena rasa menyerah menghadapi kanker. Akibatnya, timbul rasa pasrah dan tidak memaksimalkan upaya pengobatan. Padahal, upaya pengobatan harus dilakukan semaksimal mungkin untuk kesehatan pasien. Tentunya pengobatan yang tepat dan dilakukan ahlinya.
 
“Tiap orang berhak dan sejajar dalam upaya pengobatanan kanker. Upaya maksimal tentu berdampak positif bagi penderita. Penderita tidak boleh jatuh pada janji-janji sembarang pengobatan yang belum terbukti kualitas dan efek sampingnya (evidence base),” tandas Soehartati.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com