Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2014, 09:40 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
– Kanker menjadi momok menakutkan bagi seluruh warga dunia, tak terkecuali Amerika. Negara ini pun tak lepas dari ancaman penyakit akibat perubahan pola makan, olahraga dan istirahat.
 
Meski begitu Amerika memiliki cara jitu menekan pertumbuhan penyakit, yang sekarang mulai menyerang sebelum usia 40 tahun. “Amerika mengubah cara kerja asuransi kesehatan yang ada. Jika selama ini masyarakat menggunakan asuransi saat sudah terdiagnosa kanker, maka sekarang pemegang asuransi hanya bisa mengajukan klaim untuk deteksi dini,” kata Kepala Deteksi Dini Kanker RS. Kanker Dharmais, Walta Gautama, Minggu (9/2/2014) di Jakarta.
 
Dari ketetapan ini, perusahaan asuransi mendata para pemegang polisnya yang sudah berusia 40 tahun. Para pemegang polis pria wajib melakukan pemeriksaan prostat, sedangkan yang wanita harus melakukan deteksi kanker payudara. Prostat merupakan kanker yang paling banyak menyerang pria, sementara kanker payudara menjadi pembunuh utama wanita.
 
Pemegang polis harus melakukan pemeriksaan sedikitnya sekali dalam 2 tahun. Deteksi dini tentu masih menjadi tanggungan asuransi. Perusahaan asuransi wajib memberi tahu ketetapan ini pada para pemegang polisnya.
 
Peraturan ini ternyata menguntungkan pasien dan perusahaan asuransi. Biaya pemeriksaan dini lebih kecil dibanding tarif pengobatan kanker, sehingga perusahaan asuransi bisa untung lebih besar. Aturan ini juga mewajibkan penduduk Amerika lebih peduli pada kesehatan dan kanker, jika masih ingin menggunakan asuransi.
 
RS. Kanker Dharmais  menggunakan metode yang sama untuk meningkatkan perhatian pada deteksi dini. Dalam empat tahun terakhir, RS. Kanker Dharmais memberlakukan konsultasi dan pemeriksaan dini kanker gratis pada para pasiennya. Tindak promotif-preventif ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.
 
“Dulu yang yang datang untuk deteksi dini satu hari rata-rata hanya 3-4 orang. Namun sekarang bisa sampai 12-20 orang per hari, dari jumlah tersebut hanya 10 persen yang terdeteksi kanker. Penanganan kanker tentu lebih mudah saat stadium dini dibanding lanjut,” terang Walta.
 
Tingginya perhatian deteksi dini diharapkan ada pada semua masyarakat. Sehingga kanker tak sampai menimbulkan kerugian besar. Kanker yang lebih mudah ditangani juga lebih baik bagi kondisi mental pasien.
 
Sayangnya, aplikasi ini belum ada dalam mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau asuransi komersil di Indonesia. Asuransi di Indonesia masih menerapkan aturan boleh mengajukan klaim bila sudah terdiagnosa kanker. Hal ini berarti pasien boleh menggunakan asuransi jika positif menderita kanker.
 
Aturan ini jelas tidak mendukung upaya deteksi dini untuk mengelola kanker. “Sayang sekali mekanisme ini tidak ada di Indonesia. Padahal paket pemeriksaan kanker lengkap di RS. Kanker Dharmais harganya hanya berkisar Rp. 1,2 juta untuk pria dan wanita. Harga ini jelas lebih murah dibanding biaya pengobatan kanker,” kata Walta.
 
Penerapan mekanisme ini tentu sangat bermanfaat. Apalagi diperkirakan saat ini ada lebih dari 10 juta pasien kanker di seluruh dunia. Angka ini akan terus meningkat sebesar 2,4 persen, hingga mencapai 14 juta pasien per tahun pada 2020. Dalam setahun, 7 juta jiwa akan menjadi korban akibat kanker payudara, kolon, perut, liver, prostat, dan serviks. Keenamnya merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com