Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2014, 11:28 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -Tidak jarang batuk dianggap sebagai kondisi yang sepele sehingga banyak orang membiarkan dan berharap batuk sembuh dengan sendirinya. Namun batuk sebenarnya juga bisa menjadi tanda-tanda penyakit lebih berbahaya seperti tuberkulosis (TB).
 
Direktur Jenderal Pengawasan Penyakit dan Pengelolaan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, batuk merupakan sebuah peringatan supaya orang sadar ada sesuatu yang salah pada dirinya. Maka dia pun mengimbau agar orang perlu segera memeriksakan diri.
 
"Batuk itu peringatan dari Tuhan, sehingga jangan disepelekan," tandas Tjandra di sela-sela acara Forum Stop TB Partnership Kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan Mediterania Timur, Senin (3/3/2014) lalu, di Jakarta.
 
Batuk sejatinya merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran napas terhadap benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti debu, makanan, asap, hingga mikroorganisme seperti bakteri ataupun virus. Benda-benda asing tersebut merangsang pusat saraf batuk di otak, yang kemudian memberi perintah otot-otot tubuh untuk melakukan batuk guna mengeluarkan benda asing. 
 
Batuk dibedakan dalam beberapa tipe, salah satunya batuk TB yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab TB ditularkan melalui udara dan dari satu orang ke orang lain. Sehingga bukannya tidak mungkin seseorang bisa tertular TB karena berdekatan dengan orang lain yang batuk TB.
 
Kendati demikian, seseorang yang sudah terinfeksi bakteri TB belum tentu langsung menunjukkan tanda-tanda penyakit TB. Karena jika daya tahan tubuh seseorang baik, maka bakteri TB akan melakukan dormansi atau tidak aktif maka disebut dengan TB laten.
 
Tjandra menjelaskan, sepertiga populasi dunia memiliki TB laten, namun kebanyakan dari mereka belum mengalami gejala TB. "Seseorang yang memiliki TB laten bisa tidak terkena penyakit TB seumur hidupnya jika daya tahan tubuhnya tetap baik," ujar Tjandra.
 
Namun jika daya tahan tubuh menurun, imbuh dia, maka seseorang itu pun mungkin dapat terkena TB. Karena itu, begitu ada gejala seperti batuk, berkeringat di malam hari, panas dingin, disertai kelelahan, maka sebaiknya seseorang segera memeriksakan diri.
 
"Semakin cepat TB ditangani, semakin besar kemungkinan sembuhnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau