Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2014, 12:00 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com – Anak yang terhindar dari berbagai infeksi penyakit karena menjaga kesehatannya, termasuk kebersihan gigi, bisa memiliki kualitas hidup baik. Dengan begitu, anak tak terganggu proses belajarnya dan berbagai prestasi pun bisa diraih. Sayangnya, kesehatan gigi masih menjadi masalah pada anak, terutama masalah gigi berlubang.

Masalah kesehatan gigi ini menjadi perhatian pemerintah Kota Bandung. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyana Raksanegara, mengatakan, kesehatan gigi juga menjadi masalah terbesar yang mengintai anak usia 5-18 tahun, yang mencapai seperempat dari 2,6 juta warga Kota Bandung. Masalah kesehatan gigi masuk dalam 20 besar penyakit yang dihadapi warga Bandung.


“Anak adalah agent of change. Kalau anak sudah mau menjaga kebersihan maka orang-orang terdekat pasti akan mengikutinya sehingga kualitas masyarakat menjadi lebih baik. Termasuk untuk kebersihan gigi,” kata Ahyana, pada peresmian School Program bersama Pepsodent, di Bandung, Selasa (11/3/2014).

Gigi berlubang
Masalah kesehatan gigi anak di Kota Bandung terungkap dari data penjaringan kesehatan pada 2013. Data tersebut menunjukkan 55 persen warga mengalami masalah gigi. Data ini juga mengindikasikan lebih dari 20 persen pengunjung puskesmas, atau lebih dari 1,5 juta anak menderita masalah kesehatan gigi.
 
Penelitian pada 2013 oleh Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Gigi mendukung data tersebut. Riset yang dilakukan terhadap murid sekolah dasar dengan cakupan wilayah provinsi Jawa Barat menunjukkan, indeks DMF mencapai 0,5.
 
Indeks DMF 0,5 mengindikasikan 1 dari 2 anak memiliki gigi tetap yang berlubang. Indeks DMF mencakup gigi berlubang (caries) yang mencapai 82,03 persen. DMF sendiri merupakan indeks yang memperkirakan gigi yang tanggal, ditambal, dan lapuk.
 
Kesehatan gigi juga menjadi masalah nasional. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 25,9 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah gigi. Data juga menunjukkan indeks DMF-T mencapai 4,6 yang mengindikasikan 460 kerusakan gigi pada 100 orang. Masalah umum yang dihadapi adalah gigi berlubang.
 
Berdasarkan data tersebut maka kesehatan gigi tak bisa lagi disepelekan. Rajin sikat gigi menjadi cara efektif mencegah kerusakan yang akan meningkatkan kualitas hidup. Pentingnya kesehatan gigi juga dikatakan dokter cilik Ahmad Lutfi Maulidan atau Zidan (11), yang duduk di kelas 6 SDN 32 Griba Antapani Bandung.

“Kalau rajin sikat gigi belajar tidak terganggu, prestasi jadi membaik,” ujarnya.

 
School program
Untuk mencegah masalah gigi, program edukasi yang berfokus pada pencegahan menjadi pilihan solusinya. Salah satunya school program yang merupakan program kolaborasi swasta dan pemerintah, untuk mendidik masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dengan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).

Untuk wilayah Jawa Barat, program ini sudah memasuki tahun ketujuh yang menyasar 26 kota dan kabupaten di seluruh Jawa Barat. Program ini diharapkan bisa menjangkau 981 UKGS dan 500 ribu anak yang ada di provinsi Jawa Barat, untuk mengedukasi pentingnya gosok gigi dua kali sehari, dengan durasi kurang lebih dua menit.

 
“Program ini juga ada di seluruh Indonesia, misalnya di Jawa Timur, tentunya bekerja sama dengan PDGI, Poltekes, atau fakultas kedokteran gigi. Untuk Jawa Barat beberapa kota pernah menerima pelatihan yang sama, namun diulang untuk meningkatkan efektivitas dan jangkauan program,” kata Professional Relationship Manager Oral Care PT Unilever Indonesia Tbk, Ratu Mirah Afifah.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com