Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2014, 16:36 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Perawatan gigi secara rutin berkala, utamanya pada gigi yang rusak, perlu menjadi perhatian. Gigi berlubang atau patah misalnya tak boleh lagi diabaikan, apalagi jika masalah gigi dan mulut ini dialami oleh perokok atau pengonsumsi alkohol. Pasalnya orang dengan kondisi tersebut berisiko tinggi terkena kanker mulut.

"Kondisi gigi buruk, misal pada kondisi gigi patah, lidah yang terus bergerak untuk makan dan bicara bisa tergesek dengan sisa gigi yang tajam, ini menyebabkan luka kronis yang bisa memicu kanker mulut. Risikonya lebih tinggi pada perokok atau pengonsumsi alkohol," tutur Peter Andreas, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan FKG Universitas Indonesia, dalam jumpa pers perayaan World Oral Health Day 2014 di Jakarta, Kamis (20/3/2014).

Ia melanjutkan, kondisi gigi berlubang juga tak bisa diabaikan apalagi jika menimbulkan luka atau sariawan yang tak kunjung sembuh.

"Gigi geraham berlubang misalnya, ada bagian gigi yang tajam, ini harus segera dicabut hingga ke akarnya. Gigi yang tajam bisa menimbulkan luka di lidah, ini juga yang menyebabkan sariawan tak kunjung sembuh," ujarnya.  

Menurut Peter, penyebab kanker mulut sampai sekarang memang belum diketahui pasti. Namun faktor pemicunya bisa berasal dari kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, ditambah lagi dengan tidak terjaganya kesehatan rongga mulut. Risiko makin tinggi pada orang yang memiliki semua faktor tersebut. Umumnya, kanker mulut terjadi pada orang dengan faktor risiko di usia 25-40.

Ratu Mirah Afifah, Profesional Marketing Manager Oral Care PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, risiko kanker mulut 15 kali lebih besar terjadi pada orang yang menjalani kebiasaan merokok atau menyirih, ditambah lagi minum alkohol.

"Kanker mulut biasanya di lidah. Kanker mulut merupakan kanker nomor delapan paling sering diderita di dunia dan yang paling mahal," katanya.

Kebiasaan sedari dini
Karenanya, perawatan gigi sejak dini menjadi penting sebagai upaya pencegahan masalah gigi dan mulut, termasuk menghindari kanker mulut. Kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang konsisten dilakukan hingga usia 12, menentukan kesehatan gigi dan mulut pada orang dewasa.

Faktanya, data global menunjukkan 90 persen orang dewasa mengalami masalah gigi dan mulut, sementara 60-90 persen anak di dunia mengalami gigi berlubang. Peter mengatakan, di Indonesia, hanya 10 persen penduduk yang memiliki gigi sehat.

Untuk membangun kebiasaan merawat gigi dan mulut sejak dini, pada perayaan World Oral Health Day 2014, Pepsodent bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia melibatkan anak-anak sebagai pembawa perubahan. Dokter gigi kecil di 117 kota di Indonesia mengajak 200.000 anak sebayanya (usia sekolah dasar) untuk sikat gigi bersama secara serentak pada Kamis, 20 Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com