Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2014, 07:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber WebMD


KOMPAS.com -
Tas punggung menjadi pilihan banyak orangtua untuk anaknya karena praktis menampung berbagai keperluan sekolah. Tetapi tak sedikit orang tua yang cemas tas sekolah anak yang terlalu berat membuat anak menderita kelainan tulang belakang bernama skoliosis.

“Orang tua kerap berkonsultasi mengenai kemungkinan anak terkena skoliosis karena tas punggung yang berat,” ujar Lori Karol, MD, juru bicara American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS).

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang bengkok. Sebenarnya tas punggung berat tak langsung menyebabkan skoliosis. Namun tas punggung terlalu berat dan dipanggul dalam waktu lumayan lama membuat anak menderita nyeri punggung, bahu dan leher.

“Orang tua tak perlu cemas anak akan menderita kelainan tulang belakang atau mendapat masalah yang harus dioperasi karena tas punggung terlalu berat. Anak mungkin menderita nyeri yang berkaitan dengan tas terlalu berat,” kata Karol, dokter bedah ortopedi anak di Texas Scottish Rite Hospital for Children.

“Bahaya lebih serius dari tas terlalu berat adalah anak jadi jatuh dan cedera. Ketka anak membawa tas seberat separuh berat badannya, mereka bisa jatuh atau tak punya cukup stabilitas untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga membahayakan pergelangan tangan, lengan, kaki,” kata William Henrikus, MD, ketua seksi orthopaedic American Academy of Pediatrics.

Chris Watts, pengembang olah tubuh Motion Dynamics dari Hong Kong mengatakan tas yang terlalu berat bisa mengganggu tumbuh kembang anak.

“Anda perlu tahu, tulang belakang anak itu baru berhenti tumbuh di usia 21 tahun. Membebani anak dengan tas punggung berat jelas akan mengganggu pertumbuhan tulang belakang,” kata pria dengan pengalaman 20 ribu jam terapi ini saat berkunjung ke Jakarta.

Berat tas yang ideal untuk anak adalah sepuluh persen dari berat badannya. “Hati-hati agar jangan membebani tulang belakang anak lebih dari 10 persen berat badannya,” tegasnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com