Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Hamil, Pecandu "Junk Food" Ini Sukses Ubah Gaya Hidup

Kompas.com - 05/07/2014, 10:51 WIB

KOMPAS.com - Sebuah perubahan gaya hidup drastis dilakoni seorang wanita yang awalnya adalah penggemar junk food. Motivasi itu timbul setelah dokter mengingatkan bahwa kegemukan membuatnya sulit untuk hamil.

Siobhann O'Brien (23) dari Inggris mulai melakukan transformasi gaya hidup 7 bulan lalu. Ia mendaftarkan diri di pusat kebugaran dan mengubah pola makannya.

Wanita yang bekerja sebagai resepsionis ini awalnya memiliki bobot tubuh 125 kg, namun setelah 7 bulan ia berhasil memangkas 39 kg dan kini bobotnya sekitar 86 kg. Bukan hanya berat badannya yang berkurang, lingkar perut, pinggang, dan kakinya juga ikut berkurang.

Siobhnan mengaku sejak usia anak-anak memang sudah memiliki masalah dengan berat badan. Orangtunya bahkan sudah berulang kali mengirimkannya berkonsultasi dengan dokter gizi untuk menurunkan berat badannya. Tapi efeknya kecil.

"Saya tak pernah bahagia hanya dengan satu jenis makanan, karenanya saya sering memesan bermacam makanan karena takut tidak bisa puas," katanya.

Ia juga tak pernah lupa memasukkan berbagai camilan tidak sehat ke dalam tasnya. Lambat laun berat badannya terus bertambah. "Saya sering sakit punggung dan lama-lama jadi sulit berjalan," ujarnya.
 
Di usia 16 tahun sebenarnya dokter mendiagnosanya menderita sindrom polisistik ovarian dan mengharuskannya untuk diet. Tapi ia tak memiliki motivasi untuk menuruti saran dokter tersebut.

"Suatu hari pacar saya membantu memakaikan kaus kaki dan saya berpikir, saya baru berusia 23 tahun dan kondisinya seperti ini," katanya.

Keinginannya untuk berubah timbul setelah dokter memperingatkan ia akan sulit hamil jika masih tak berubah. "Dokter mengatakan setiap kenaikan berat badan yang saya alami menurunkan risiko saya untuk hamil," katanya.

Ia lalu meminta referensi dari temannya pelatih kebugaran yang bagus. Sebelum memulai latihan, ia banyak berdiskusi dengan pelatih tersebut tujuan yang ingin dicapainya.

"Pada awal latihan, saya seperti disiksa, terkadang saya ingin menangis dan menyerah saja," katanya.

Sang pelatih juga memberikan panduan pola makan yang harus ia lakukan, bahkan mengajaknya ke supermarket bersama-sama untuk mengajarinya memilih jenis makanan yang sehat.

Jika dulu Shiobhan selalu sarapan dengan berlapis-lapis roti dan telur atau daging keju, kini ia menggantinya dengan bubur dan bluberi segar. Ia juga menambahkan banyak sayuran saat makan siang. Untuk camilan, ia menyingkirkan keripik, cokelat dan makanan siap saji favoritnya. Camilannya kini kacang-kacangan atau buah segar.

"Saya sekarang mengurangi karbohidrat dan meningkatkan protein. Jadwal latihan ke gym lima kali dalam seminggu dan mulai bisa melakukan berbagai latihan. Kini saya merasa jauh lebih baik," katanya.

Shiobhan masih terus melakoni gaya hidup barunya, apalagi ia masih memiliki target menurunkan berat badannya agar ideal untuk segera hamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com